IMAN YANG PALING UTAMA
Kalau kita mengamati berbagai kasus di media massa saat ini khususnya televisi, maka yang kita dapatkan adalah suguhan berbagai masalah kriminal baik itu yang dilakukan oleh masyarakat kecil samapai pejabat-pejabat tinggi negara. Contoh yang lagi populer diantara sekian kasus adalah kasus kunjungan komisi VI dan IX ke luar negeri dalam rangka study banding ternyata parlemen yang dikunjungi sedang libur.
Disusul kemudian adalah isu suap menyuap di petinggi kemenpora. Semua itu menunjukkan bahwa mereka-mereka yang melakukan tindak kriminal alias kemaksiatan itu lupa bahwa ia selalu dalam pengawasan Allah. Allah sangat dekat dengannya. Bahkan allah lebih dekat dengan urat lehernya.
Di dalam al-Qur'an Allah swt berfirman:
“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS.50:16)
Dari ayat diatas sangat jelas digambarkan bahwa hidup mati kita benar-benar di tangan Allah. Allah itu lebih dekat dari urat leher kita. Kalau-lah Allah berkehendak hanya dengan sekali tarik maka tamatlah riwayat kita ini. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa kita ini seperti memegang seutas tali sedang ujung yang lain yang berada di atas sana adalah Allah. Kalau ujung tali itu dilepas Allah barangkali kita sudah tidak bisa menghirup segarnya udara pagi.
Manusia adalah makhluk yang dhoif, makhluk lemah, dan selalu bergantung hanya kepada Allah. Tanpa ada campur tangan Allah mustahil segenap urusan kita terpenuhi. Maka rugilah bila kita hidup ini tidak kita penuhi dengan rasa syukur kepada Allah.
Mereka yang berbuat maksiat kepada Allah adalah orang yang tidak menyadari akan kekuasaan Allah pada dirinya dan mereka juga tidak tahu bahwa Allah selalu menyertainya dimanapun ia berada.
Mereka yang terlibat dalam penggelapan dana, mafia hukum, mafia pajak, dan tindak kejahatan yang lain tidak menyadari bahwasanya saat mereka berbuat maksiat itu Allah bersama mereka. Allah hadir menyaksikan detail dari yang mereka perbuat. Bahkan kalau saja Allah itu tidak menciptkan malaikat rakib-atid sebagai pencatat amal-buruk perbuatan manusia, Allah tetaplah mampu mengetahui segenap tindak-tanduk yang mereka lakukan.
Ingat! Innaha basyiirun bil’ibaad (Allah itu mengetahui apa yang ada di dalam hati hamba-hambanya). Dan perlu diketahui dalam setiap proses kejadian manusia allah telah meniupkan ruhNya (Wanafahtu fihi min ruhi : dan telah AKU tiupkan ruhKU pada adam). Maka secara otomatis manusia tidak akan bisa lepas dari pengintaian Allah dimanapun ia berada, karena dalam ruh manusia juga terdapat ruhnya Allah.
Allah itu hadir menyaksikan apapun yang mereka kerjakan, Allah juga mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Dan kelak dalam pengadilanNya Allah akan meminta pertanggungan jawab dari setiap perbuatan yang ia lakukan selama hidup di dunia. Setiap perbuatan baik-buruk akan Allah ganjar meski hanya seberat dzarrah. Dalam surah al-Mujadalah ayat 7 Allah Berfirman:
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu“.
Saudaraku sekalian, memiliki perasaan senantiasa dalam pengawasan Allah sangatlah penting. Dan harus benar-benar kita tanamkan selalu ke dalam alam bawah sadar kita. Karena jiwa yang selalu merasa diawasi oleh Allah tidak akan mampu untuk melakukan kemaksiatan. Dan meyakini bahwa Allah itu bersama kita dimanapun kita berada merupakan salahsatu iman yang paling utama. Sesuai hadis Nabi Muhammad saw yang berbunyi:
Afdlolul iimani anta’lama annallaha ma’aka haitsu ma kunta
Iman yang paling utama adalah kamu meyakini bahwa Allah selalu bersamamu dimanapun kamu berada. (HR. Imam Thabrani)
Marilah kita menfokuskan diri untuk selalu menyertakan Allah dalam setiap amal perbuatan kita. Kita harus bekerja ekstra keras untuk bermujahadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Lupakan segenap urusan duniawi yang melalaikan. Mari kita biasakan untuk mendahulukan segenap urusan Allah dan RasulNya atas kepentingan pribadi. Sertakan Allah dalam setiap nafas, tutur kata, dan perbuatan. Jagalah selalu Allah di dalam kalbumu. Ingat! qolbun mukmin baiturrahman (hati orang mukmin adalah rumah Allah yang Maha Rahman). Wallahu’alam
Diposting oleh mahadteebee di 21.56
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Afdlolul iimani anta’lama annallaha ma’aka haitsu ma kunta
ReplyDeleteIman yang paling utama adalah kamu meyakini bahwa Allah selalu bersamamu dimanapun kamu berada. (HR. Imam Thabrani)