Sesungguhnya Ulil Amri itu adalah ahli dzikr. Tidak ada Ulil Amri kecuali Ahli Dzikr. Tidak ada Ahli Dzikr kecuali Uli Amri. Bacalah seluruh ayat-ayat al Quran tentang Ulil Amri, dan baca pula tentang Dzikr. setelah menelaah semuanya, mudah-mudahan muncul pemahaman yang sangat meyakinkan bahwa ulil Amri itu tidak lain adalah Ahli Dzikr! Jika Anda merasa bahwa Ulil Amri dengan Ahli Dzikr tidak ada korelasinya, maka mari saya bantu agar Anda dapat menemukan benang merahnya.
Allah telah memerintahkan kaum mukminin untuk taat kepada ulil amri. pada ayat lain, Allah memerintahkan agar kalian bertanya kepada ahli dzikr. Jika berpegang pada penafsiran Mushab yang memasukan "ulama" sebagai salah satu "ulil amri" dan bila "ahli dzikr" adalah "ulama", maka sudah pasti Ahli Dzikr itu adalah ulama. Seharusnya hal ini tidak bertentangn dengan akidah Mushab bin Umair, jikalau dia tidak telalu bersmangat untuk membuat penyangkalan terhadap saya.
Saya rasa, Mushab akan setuju bahwa setiap Ahli Dzikir adalah Ulil Amri. Tapi dia tidak akan setuju kalau Setiap Ulil Amri adalah ahli Dzikr. hal ini bertentangan dengan keyakinan saya bahwa setiap ahli dizkr adalah ulil amri. dan setiap ulil amri adalah ahli dzikr. Mari kita buktikan bahwa tidak ada ulil amri, kecuali ahli dzikr. dan tidak ada ahli dizkr, kecuali ulil amri. Dan setiap ulama tidak termasuk kepada ahli dzikr, jika yang dimaksud dengan "ulama" adalah seperti dalam keyakinan Mushab bin Umair. Tetapi bila ulama didefinisikan sebagai "orang berilmu", maka "sebagian ulama termasuk kepada ahli dizkr".
setiap "ulama" merupakan "ahli dzikr" dan "ulil amri", jika ulama berarti "Waratsatul anbiya", yaitu pewarisnya para nabi. dan seseorang yang bukan pewaris nabi, walaupun dia memiliki banyak ilmu, tidaklah termasuk kepada ahli dizkr maupun ulil amri.
lalu Dzikr itu itu apa ? Dzikr adalah al Quran. sebagaimana firman Allah, "Wa anzalna ilaikadzikra" yang artinya, "Dan aku turunkan padamu (Muhammad) Ad Dzikra)". Jadi, bertanya kepada Ahli Dzikr itu berarti bertanya kepada ahli Quran.
al Quran adalah penjelasan segala sesuatu. sebagaimana firman Allah, "Waanzalnaa ilaikal kitaaba tibayanan lukuli syai", "Dan kami turunkan kitab kepadamu Muhammad) untuk menjelaskan segala sesuatu". Perhatikan, "menjelaskan segala ssuatu", catat itu!
Kini kita semakin mengerti, kenapa kita diperintahkan untuk bertanya kepada ahli Dzikr ? karena Ahli Dzikr itu adalah Ahli Quran. dan jika Quran menjelaskan segala sesuatu, maka pastilah Ahli Dzikr ini dapat menjelaskan segala sesuatu.
lalu kita temukan ayat "Seandainya mereka mengamblikan persoalan itu kepada Rasul dan ulil amri, niscaya mereka akan mengetahui apa yang ingin mereka ketahui".
coba Anda pikirkan, apakah benar, jika kita mengembalikan suatu persoalan kepada Pak RT atau Pak RW, maka merka ini dapat memberikan jawaban dari hal yang ingin kita ketahui ? Belum tentu. maka dari itu, jauhlah api dari pada panggang, kalo dikatakan bahwa Ulil Amri itu adalah "siapa saja", bisa Pak RT, Pak RW, Gubernur, Ulama, Ustadz, Orang tua, kepala sekolah, dsb. karena mereka semua tidak mendapat jaminan dari al Quran dapat menjawab persoalan kita berlandaskan kepada hukum-hukum Tuhan tanpa kesalahan. satu-satunya yang mendapat jaminan dari Tuhan untuk dapat menjawab segala persoalan manusia, itu adalah Ahli Dzikr. maka tidak lain dan tidak bukan, Ulil Amri itu adalah Ahli Dzikr.
Allah telah menyebut Rasulullah saw sebagai Dzikr dalam firmannya, "adz-dzikra, rasuula", "adz - dzikra, yaitu seorang Rasul".
Qad an zalallahu ilaikum dizkra, rasullan yatsluu alaikum ayatillah, telah Aku turunkan kepada kalian adz Zikra, yaitu Seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Allah bagi kamu.
sedangkan Rasulullah sendiri bersabda, "Adz-Dzikra itu adalah aku. dan keluarga Dzikr itu adalah keluargaku."
Maka tak lain dan tak bukan, Ulil Amri adalah Ahli Dzikr adalah keluarga Nabi saw, Ahli bait nabi, yang disucikan sesuci-sucinya, yang dapat menjawab segala pertanyaan umat, yang menguasai al Quran, yang memerintah dengan perintah Tuhan.
Allah telah memerintahkan kaum mukminin untuk taat kepada ulil amri. pada ayat lain, Allah memerintahkan agar kalian bertanya kepada ahli dzikr. Jika berpegang pada penafsiran Mushab yang memasukan "ulama" sebagai salah satu "ulil amri" dan bila "ahli dzikr" adalah "ulama", maka sudah pasti Ahli Dzikr itu adalah ulama. Seharusnya hal ini tidak bertentangn dengan akidah Mushab bin Umair, jikalau dia tidak telalu bersmangat untuk membuat penyangkalan terhadap saya.
Saya rasa, Mushab akan setuju bahwa setiap Ahli Dzikir adalah Ulil Amri. Tapi dia tidak akan setuju kalau Setiap Ulil Amri adalah ahli Dzikr. hal ini bertentangan dengan keyakinan saya bahwa setiap ahli dizkr adalah ulil amri. dan setiap ulil amri adalah ahli dzikr. Mari kita buktikan bahwa tidak ada ulil amri, kecuali ahli dzikr. dan tidak ada ahli dizkr, kecuali ulil amri. Dan setiap ulama tidak termasuk kepada ahli dzikr, jika yang dimaksud dengan "ulama" adalah seperti dalam keyakinan Mushab bin Umair. Tetapi bila ulama didefinisikan sebagai "orang berilmu", maka "sebagian ulama termasuk kepada ahli dizkr".
setiap "ulama" merupakan "ahli dzikr" dan "ulil amri", jika ulama berarti "Waratsatul anbiya", yaitu pewarisnya para nabi. dan seseorang yang bukan pewaris nabi, walaupun dia memiliki banyak ilmu, tidaklah termasuk kepada ahli dizkr maupun ulil amri.
lalu Dzikr itu itu apa ? Dzikr adalah al Quran. sebagaimana firman Allah, "Wa anzalna ilaikadzikra" yang artinya, "Dan aku turunkan padamu (Muhammad) Ad Dzikra)". Jadi, bertanya kepada Ahli Dzikr itu berarti bertanya kepada ahli Quran.
al Quran adalah penjelasan segala sesuatu. sebagaimana firman Allah, "Waanzalnaa ilaikal kitaaba tibayanan lukuli syai", "Dan kami turunkan kitab kepadamu Muhammad) untuk menjelaskan segala sesuatu". Perhatikan, "menjelaskan segala ssuatu", catat itu!
Kini kita semakin mengerti, kenapa kita diperintahkan untuk bertanya kepada ahli Dzikr ? karena Ahli Dzikr itu adalah Ahli Quran. dan jika Quran menjelaskan segala sesuatu, maka pastilah Ahli Dzikr ini dapat menjelaskan segala sesuatu.
lalu kita temukan ayat "Seandainya mereka mengamblikan persoalan itu kepada Rasul dan ulil amri, niscaya mereka akan mengetahui apa yang ingin mereka ketahui".
coba Anda pikirkan, apakah benar, jika kita mengembalikan suatu persoalan kepada Pak RT atau Pak RW, maka merka ini dapat memberikan jawaban dari hal yang ingin kita ketahui ? Belum tentu. maka dari itu, jauhlah api dari pada panggang, kalo dikatakan bahwa Ulil Amri itu adalah "siapa saja", bisa Pak RT, Pak RW, Gubernur, Ulama, Ustadz, Orang tua, kepala sekolah, dsb. karena mereka semua tidak mendapat jaminan dari al Quran dapat menjawab persoalan kita berlandaskan kepada hukum-hukum Tuhan tanpa kesalahan. satu-satunya yang mendapat jaminan dari Tuhan untuk dapat menjawab segala persoalan manusia, itu adalah Ahli Dzikr. maka tidak lain dan tidak bukan, Ulil Amri itu adalah Ahli Dzikr.
Allah telah menyebut Rasulullah saw sebagai Dzikr dalam firmannya, "adz-dzikra, rasuula", "adz - dzikra, yaitu seorang Rasul".
Qad an zalallahu ilaikum dizkra, rasullan yatsluu alaikum ayatillah, telah Aku turunkan kepada kalian adz Zikra, yaitu Seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Allah bagi kamu.
sedangkan Rasulullah sendiri bersabda, "Adz-Dzikra itu adalah aku. dan keluarga Dzikr itu adalah keluargaku."
Maka tak lain dan tak bukan, Ulil Amri adalah Ahli Dzikr adalah keluarga Nabi saw, Ahli bait nabi, yang disucikan sesuci-sucinya, yang dapat menjawab segala pertanyaan umat, yang menguasai al Quran, yang memerintah dengan perintah Tuhan.
Tercatat
No comments:
Post a Comment