Tuesday, November 29, 2016
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. ( QS AL- Hadiid ayat 16 )
WALA ZIKRULLAHU AKBAR : Barang siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui keberadaan Diri Robbnya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat jalannya. . (Kalam TUAK ILAHI)
KAFIAT NAFAS ZIKIR HU -
ALLAH - PART II]
بسم الله الرحمن الرحيم
KAFIAT NAFAS ZIKIR HU - ALLAH -
PART II """""""""""""""""""""""""""""""""""""""" NAFAS : -
Mengenal Nafas - Mengenal Asal usul nya Nafas - Mengenal Datang nya Nafas - Mengenal Reservoir Nafas - Mengenal Puncak Kedatangnya Nafas - Menghargai Nafas dengan Haqqul Yakin - Melihat kedatangan Nafas dari Pandangan Ainul Yakin - Tarbiyyah diri dengan Muttu Qablaan tammutu [ hadits] Latih mematikan diri ___________________________________ - Latihlah pergerakan Allah (memulangkan Zat, Sifat, Asma, Af’al Allah) Dengan Muraqabh dan Musyhadah. - Latihlah Ilmu Allah dengan KALIMAT Syahadah dan Syuhud (Qudrat ”Kuasa”, Iradat” berkehendak”, Ilmu ”ilmu”, Hayat ”hidup”). ___________________________________ Bagi kaum Arifinbillah : - Nafas adalah Imej cermin dari Roh. - Nafas adalah kembaran bagi Ruh. - Ruh adalah hakikat dan nafas adalah syariatnya di alam ini. - Ruh ibarat kapal, ombak bagaikan nafas. - Jika tenang ombak, tenanglah perjalanan kapal. - Begitu juga Ruh, jika nafas seorang hamba tenang, maka ia memberi kesan pada ruhnya. ___________________________________ Kaum Arifinbillah dan ahli Rohani amat mementingkan latihan pernafasan. Bila pernafasan baik, maka akan baiklah perjalanan ruh dengan ROBBnya. Emosi amat mempengaruhi pernafasan, baik ia dalam keadaan marah “stress” atau tenang. Jika seseorang itu berhasil mengawal emosinya maka tenanglah ia. ___________________________________ Mereka yang tidak mementingkan rohani adalah seperti jasad yang tiada Roh, mereka amat dibodohi oleh syaitan, apa gunanya sebatang jasad walaupun ia seorang raja, seorang yang cantik dan kaya jika tiada Roh dan Nyawa, maka akan di kebumikan dengan secepat mungkin (mayat namanya). ___________________________________ Roh dan kerohanian amat penting dalam memahami pengertian hidup dan perjalanan hidup ini . Nafas berasal dari Robbul Alamin. ___________________________________ Bagiamana mengenal turunnya dan naiknya Nafas ini dari sebatang tubuh yang tidak ada hawl dan quwwah..?? ___________________________________ Bagaimana ratusan ribu bahkan jutaan makhluk menerima Nafas turun, Nafas naik dengan secara sistematik dan secara teratur tanpa ada gangguan, dan tiada kehilangan satu nafaspun yang terkendala dalam jutaan tahun kecuali jika sudah sampai ajal maut seseorang itu dengan taqdir Nafas dan usia hayyatnya. ___________________________________ Nafas adalah sumber kehidupan, tanpa nafas hancurlah kehidupan. Nafas adalah al-Hayat yang datang dari Tuhan, ia adalah rahasia Illahi. ___________________________________ Para ulama sufi mengamalkan zikir nafas untuk pembersihan rohani, manakala para ahli “tenaga dalam” mengamalkan pernafasan untuk mengaktifkan tenaga ghaibnya sehingga dapat melakukan perkara dg kekuatan jasad. Kaum sufi menamakannya sebagai Nasma yaitu gabungan antara Ruh Jasmani dan jasad. ___________________________________ Zikir Nafas adalah lentera pengerak semua sistem rohani dan jasmani. Zikir Nafas adalah merupakan IBU dari segala zikir yang mempunyai banyak keistimewaan yaitu mampu membersihkan segala kotoran dalam dan rohanni . ___________________________________ Zikir Nafas ini ada pecahan dan rangkaiannya tersendiri. Pecahan zikir ini ialah zikir Nufus, zikir Tanafas dan zikir Amfas. ~> Keempat-empatnya saling berkaitan diantara satu sama lain. Bermula nafas itu karena anfas, dan hidup anfas itu karena nuffus, manakala hidup nufus itu dengan rahasia dan rahasia itulah merupakan (diri) rahasia Allah. Nufus, Anfas dan Tanafas itu adalah satu perkara yang ghaib ~> yang wujud tanpa dapat dirasa dan dilihat seperti juga nafas. ___________________________________ Adalah kurang etis jika membicarakan sesuatu yang tidak boleh dibuktikan dengan ilmu yakin, ataupun ainul yakin. Karena ini akan menimbulkan fitnah besar kepada pembicaranya kelak. Sudah menjadi ghaib manusia akan menolak sesuatu yang tidak tercapai oleh akal dan ilmunya, meskipun jalan paling baik jika ia mendiamkan diri (tawakuf) disamping belajar untuk memahaminya. ___________________________________ Kedudukan Sistem Bathin dan Spiritual ini bergerak dengan Kuasa Qudrat yang mutlak dan hanya dapat dilihat dengan mata hati oleh mereka yang telah hidup hati mereka secara zahir dan bathin. Tanpa ILMU Matahati memang hati tidak akan terbuka dan hidup, dan tidak akan dapat memperhatikan keajaibaan hati ini. ___________________________________ Kedudukan Anfas ialah di Hidung. Kedudukan Tanafas di Telinga. Kedudukan Nufus di Jantung, Kedudukan Nafas ialah di Mulut. Anfas, Nafas, Tanafas dan Nufus ini merupakan satu “kuasa” ataupun keadaan yang keluar masuk (bergerak) dalam tubuh seseorang manusia. ___________________________________ Apakah insan mudah memahami pergerakan sistem spiritual dan rohani ini tanpa mengenal Robbnya dan ILLAH nya..?? Sekali-kali ia tidak akan mengenal Robb nya tanpa ILMU KALIMAH LA ILAHA ILLALLAH. Semua sistem pengerakan Nafas, Anfus, Tanafas adalah satu sistem Unggul dan ajaib yang penuh dengan mukjizat. ___________________________________ Tanafas bergerak di telinga, Nufus bergerak dijantung, Anfas bergerak di hidung, sementara Nafas pula dimulut. Diantara keempat unsur ini, Nafaslah yang bisa dirasa dan disentuh serta mudah untuk diyakini (kalau kita membicarakan) karena setiap orang bisa merasakan dengan perasaan zahir. ___________________________________ Zikir yang digabungkan dengan teknik pernafasan yang betul, atau disebut oleh ahli Tasauf sebagai zikir nafas, akan memberi kesan yang hebat. Imam Ghazali mengatakan zikir yang dilakukan dengan cara menahan nafas akan mempercepat proses penyucian hati (membakar mazmumah). ___________________________________ Pernafasan yang betul akan memaksimumkan penyerapan oksigen yang amat penting dalam kehidupan dan kesehatan manusia. Kekurangan oksigen menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit seperti kanker, gangguan saraf, leukemia dll. ___________________________________ Teknik Terapi Zikir pernafasan: > Kita Hendaklah Bersuci Terlebih dahulu. Duduk relaks dengan punggung tegak, lalu amati nafas yang keluar masuk, kemudian ikuti gerak nafas, jangan mengatur nafas, biarkan nafas keluar masuk dengan bebas. ___________________________________ > Posisi badan tegak, kepala lurus dengan tulang punggung, Sebaiknya bagi Pemula Mata Dipejamkan, mulut tertutup rapat dan lidah sedikit ditekuk diatas ( langit-lagit). ___________________________________ Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam-dalam, dada digembungkan, perut dikempeskan se-kempes mungkin dan dikeraskan, agar energi yang dibangkitkan besar, dengan penuh perasaan, rasakan seolah – olah energi Ilahi masuk melalui pusat ( umbilicus ) naik keatas menembus ubun – ubun sampai ke titik omega -titik tak berhingga. ___________________________________ Tahan selama beberapa detik agar diproses oleh paru-paru, Tahan napas di bawah pusar, kemudian Energi Illahi yang terang benderang diturunkan kembali ke kepala sampai ke tengah dada dan Keluarkan nafas perlahan – lahan dari lubang hidung. Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan. ___________________________________ > Penarikan Nafas harus dengan tertib dan juga secara natural tanpa dipaksa atau pun didesak, sebab hal ini akan gagal menghasilkan satu proses yang mukammil. ___________________________________ > Kemudian tarik nafas kembali dalam-dalam, tahan selama beberapa detik, dan selanjutnya [ sebaiknya 5-1-5 atau 10-1-10 atau pun 3-1-3] , tarik 3 saat -tahan 1 saat dan lepas 3 saat ] atau ikut kekuatan daya tarikan dan hembusan. ___________________________________ > Lanjutkan terapi pernapasan dengan dada tetap digembungkan, dan perut tetap dikempeskan dan dikeraskan. Menarik nafas dengan membayangkan menghirup udara yang bersih dan sehat, lepaskan napas dengan membayangkan membuang penyakit, racun dan udara kotor. ___________________________________ Nafas ditahan agar proses biologis didalam paru-paru berlangsung sempurna, yaitu : oksigen yang diudara diserap oleh paru-paru ( secara maximal ) dan udara kotor beracun ( CO2 ) dilepaskan ke-udara untuk kemudian dibuang keluar saat melepaskan napas. ___________________________________ ( Dengan bernapas biasa maka proses berlangsung tidak sempurna, karena belum sempat terjadi pertukaran secara lengkap, udara sudah dikeluarkan lagi dari paru-paru ). ___________________________________ Ketika anda bernafas tepat pada tarikan oksigen, maka yang harus anda fokuskan ialah lafadz "HU (Dia)". baru setelah hembusan nafas maka fokuskan pada lafadz "ALLAH". begitu terus berulang- ulang. ___________________________________ Perlu diingat, bahwa pada lafadz "HU" harus benar-benar anda rasakan, Dia mengalir di pembuluh-pembuluh nadi dan menyebar ke segenap penjuru organ tubuh. ___________________________________ Pada lafadz "ALLAH" ketika dihembuskan, rasakan bahwa yang diluar tubuh anda tidak lepas dari "Tangan-Nya". Jika anda ikhlas semata karena Allah, maka anda akan bertatapan dengan- Nya, tentunya bukan dengan panca indera, tapi lebih dari itu. ___________________________________ Jika anda ingin tahu metode dzikir nafas walisongo yang lain (kecuali Raden Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati) tinggal membalik "HU" pada hembusan nafas, dan "ALLAH" pada tarikan nafas. ___________________________________ Waktu ingin melakukan zikir nafas kita wajib memulangkan Zat, Sifat, Af’al kita kepada Zat, Sifat, Af’al Allah ~> yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang batin yaitu Ruh dan pulangkan wujud Ruh pada hakikatnya Wujud Yang Qadim Zat Allah juga. ___________________________________ La maujud illaLlah yang maksudnya adalah tiada yang ada di alam ini pada hakikatnya melainkan Allah jua. Hakikat nafi pada diri kita ialah la wujud (tiada yg wujud) , la qadir (tiada yg Maha kuasa), la hayun, la muridun, la alimun (tiada yg Maha mengetahui), la samiiun (tiada yg mendengar) , la basirun (tiada yg Maha melihat), la mutakalimun fil haqiqah illaLah. ___________________________________ Berkata para Arifbillah, ”matikan diri kamu sebelum kamu dimatikan”.[ Hadits Sohih]. Mati disini dibagi empat (4) : 1) Mati Hissii yaitu seolah-olah sudah bercerai ruh dari jasad, tiada daya upaya walau sedikitpun jua pada hakikatnya hanya Allah yang berkuasa, kemudian dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaran sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya. ___________________________________ 2) Apa hakikat Asolatu Miraju lil Mukminiin. Miraj yaitu lepas sempurna mematikan diri kita, hendaklah melakukan miraj artinya menaikkan nafas kita melalui alam “Qaba qawsain au adna” yaitu antara kening merasa penuh limpah dalam alam Qudus yaitu dalam benak kepala kita hingga hilang segala ingatan yang lainnya. Ini dinamakan mati ma’nawi yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu melainkan hanya berhadapan pada Allah juga. ___________________________________ 3) Mati dalam Hidup dan Hidup dalam kematian, inilah hakikat matilah kamu sebelum kamu di matikan. Mati segala usaha ikhtiar segala daya upaya diri kita hanya kita mendirikan sembahyang dengan melihat pada mata hatinya dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah. ___________________________________ Dari Allah mengerakkan Ruhaniah, dari ruhaniah mengerakan Al-Hayat, dari Al-Hayat menggerakkan nafas dan dari nafas menggerakkan jasad dan pada hakikatnya itu Allah jua yang menggerakkan semuanya, sebagaimana firmaNya: “Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad Sala Allahu Alaihi Wasalam - ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontarnya…”. Pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba tetapi pada pandangan matahati perbuatan Allah jua. ___________________________________ 4) Mati dalam tidur ini adalah satu rahasia marifat dalam hidup yang hanya diketahui oleh para Arif Billah dan Alimbillah, bukan oleh alimbil kitaab. Zikir Nafas adalah Ummul Zikir yang mampu memberi kekuatan Rohanni adalah Zikir Khafi, ini di jelaskan dalam beberapa hadits sohih. Zikir Nafas adalah sebagai Nur Cahaya yang memancar keseluruh jiwa seorang pengamal Zikir Nafas, besar faedahnya untuk memecahkan kekentalan darah hitam yang berada dihati yang dianggap sebagai istana iblis itu. Selagi istana Iblis tidak terpecah dan hancur musnah Nur Qalbi sebagai penyuluh lampu ma’rifat yang diharapkan itu tidak mungkin diperoleh. ___________________________________ Nur itu tidak akan bersinar menyuluh kegelapan dalam diri. Kalau pun ia menyala tetapi cahayanya tidak terang. Sabda Rasulullah saw: MAN ARAFA NAFSA FAQAD ARAFA RAB’BAH WAMAN ARAFA RAB’BAH FASADA JASAD. “Siapa yang mengenal dirinya, tentu dia mengenal Robbnya dan siapa yang mengenal Robbnya, maka binasalah dirinya.”. Firman Allah swt: “Dari Allah kau datang kepada Allah kau dikembalikan” (QS. al-Baqarah:156) ___________________________________ Apabila Ruh diturunkan kebumi, ia berhajat pada Sifat Iftiqar Allah untuk berfungsi diatas muka bumi ini.. Jika tiada Sifat Iftiqar, Ruh tidak berfungsi. Ini disebabkan karena ia memiliki sifat yang suci dan tinggi yang tiada pengetahuan dan kehendak terhadap alam yang rendah (dunia). Oleh karena itu diperlukan Sifat Iftiqar untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah, di kehidupannya dan dunia. ___________________________________ 4 Sifat Iftiqar yaitu : Sifat Qudrat, Hayat, Iradat, Ilmu. ___________________________________ Sebelum Ruh dimasukkan ke dalam jasad, Allah melapisi Ruh Al-Qudsi dengan lapisan-lapisan sampai ke alam “Mulkiah” yang disebut “Qiswah Unsuriah” yaitu alam Jabarut, alam Malakut dan alam Mulki karena kekuatan Ruh Al-Qudsi dapat menghancurkan jasad, sebagaimana cahaya matahari yang dihalangi cahayanya bumi dengan berbagai lapisan agar tidak terbakar bumi ini karena kepanasannya. Firman Allah swt: “Lalu kutiupkan Roh-Ku dalam tubuh manusia.” (Al-Hijr:29) ___________________________________ 1. QUDRAT (Kuasa): yaitu dinyatakan pada (RUH JASMANI) dan diletakkan dalam jasad. Ruh memerlukan jasad untuk bergerak di atas muka bumi. (NASMA “fizikal”: kuasa batin yang hebat). TANAH: tubuh badan - istana hakikat. ___________________________________ 2. ILMU (ilmu): dinyatakan pada (RUH SULTANI) dan menjadi akal apabila digabungkan dgn unsur air dan diletakkan pd otak. Ruh tidak akan dapat berfikir untuk kehidupan didunia tanpa ilmu bangsa dunia. (AIR: akal - ilham, laduni pandangan tajam hikmah). AIR: otak - istana syariat. ___________________________________ 3. HAYAT (hidup): ia dinyatakan pada (RUH AL HAYAT) dan menjadi nafas apabila bergabung dgn udara. Ruh memerlukan nafas untuk berhubung dgn nafas. (NAFAS: menstabilkan emosi, akal, kesehatan dan perjalanan Ruh). ANGIN/udara: sistem pernafasan - istana tarikat. ___________________________________ 4. IRADAT (berkehendak): ia dinyatakan pada (RUH SAIRANI RAWANI) dan menjadi nafas apabila digabungkan dgn unsur api dan diletakkan dijantung/qalbi. Ruh memerlukan nafsu yg bangsa dunia untuk memakmurkan dunia. (NAFSU: ketenangan, kasyaf, asyik, cinta, rindu, syuhud, makrifat) API: jantung - istana makrifat. ___________________________________ Syaik Abdul Qadir Jailani, Di dalam Kitab Sirrul Asrar mengatakan: Ruh adalah hakikat diri manusia yang sebenarnya. Ruh adalah Nur cahaya yang tinggi yang dibalut dengan beberapa lapisan pakaian sebelum diturunkan ke alam dunia ini agar jasad tidak terbakar. ___________________________________ “Manusia itu rahasiaku dan Aku adalah rahsia manusia.” (Hadits Qudsi). Setiap Ruh mempunyai tempat/ daerah ketika ia berada dalam jasad dan Setiap insan wajib mengetahui bagaimana mengolah setiap lapisan tersebut agar tersingkap baginya rahasia. ___________________________________ Kenali dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu, niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu tanpa huruf, tanpa suara, tanpa dalil dan tanpa perantara. ___________________________________ Galillah rahasia alam dirimu sendiri sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut, alam Jabarut dan akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana dirimu berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana dirimu bersaksi akan diri KeTuhanan sebagaimana firmannya: ”Adakah Aku Tuhan Kamu, (Ruh menjawab) Bahkan! Kami menyaksikan.” (QS. al-Araf:172) ___________________________________ Siapa yang sampai ke alam ini, ia mengambil ilmunya dari Allah tanpa perantara yaitu ilmu Laduni. Di alam ini, ia beribadah dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah. Pandangannya senantiasa melihat pada dua alam, melihat diriNya di alam zahir yaitu Af’al,Sifat dan Asma, bermusyahadah dengan ZatNya di alam lahut. ___________________________________ Adakala mereka itu fana (lebur) penglihatan di alam ini ketika mentajallikan rahasiaNya sehingga tiada yang dilihat melainkan Allah swt. ___________________________________ Bagaimana hendak Mengenal diri?, Apa yang harus dikenali dengan diri ini ?, Adakah Mengenal Jasad yang di kenalioleh semua orang kafir dan mushrik agar dengan itu mereka bisa mengenal Robb mereka?, ___________________________________ Adakah mengenal Bathin saja tanpa mengetahui soal Rohani?, Mengenal diri tanpa mengenal jalan mengenal diri, anda tidak akan sampai pada kehendak?, ___________________________________ Mengenal Jalan tanpa mengenal musuh akan tewas di separuh jalan. ___________________________________ Mengenal Musuh tanpa bersenjata akan dikalahkan. ___________________________________ Mempunyai senjata lengkap namun tidak mengenal maqam musuh akan menempuh kekalahan. ___________________________________ Mengenal senjata dan musuh tetapi tidak ada tarbiyah dari orang yg mengenal perjalanan dan kaidah juga akan binasa dalam kesesatan. ___________________________________ Siapa yang benar mengenal dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelamlah ia dalam lautan kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan ke-Aku-an. ___________________________________ Didalam kitab Kasaful Asrar dinyatakan bahwa wujud insan adalah bayang-bayang kepada wujud Tuhan. ___________________________________ Tiada akan wujud bayang-bayang ini jika tiada yang empunya bayang-bayang, tidak bergerak bayan-bayang melainkan bergeraknya tuan empunya bayang-bayang. ___________________________________ Apabila kamu memandang diri kamu, memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib memahami bahwa kamu ada pemiliknya. ___________________________________ Wujud kamu menyatakan wujud diri-Nya. Dia ghaib dan kamu nyata, Dia hakikat dan kamu syariat, Dia adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-Nya. ___________________________________ Lihatlah diri kamu lagi.., pandanglah segala sifat yang ada pada diri kamu, lihatlah matamu, lihatlah telingmu, lihatlah mulutmu,lihatlah akalmu, lihatlah gerak diammu, lihat rasa hatimu. Semuanya tidak lain melainkan kenyataan sifat-sifat-Nya. ___________________________________ Semoga hati kita tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal Diri-Nya, yang meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan lebih dekat Dia bila dibandingkan dengan urat nadi yang ada di lehernya sendiri. ___________________________________ Itu Berarti lebih dekat Dia meskipun dibandingkan dengan keluar masuknya nafas dalam dada. ___________________________________
Nb : Tuak Ilahi : Barang siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat jalannya. . (TUAK ILAHI)
بسم الله الرحمن الرحيم
KAFIAT NAFAS ZIKIR HU - ALLAH -
PART II """""""""""""""""""""""""""""""""""""""" NAFAS : -
Mengenal Nafas - Mengenal Asal usul nya Nafas - Mengenal Datang nya Nafas - Mengenal Reservoir Nafas - Mengenal Puncak Kedatangnya Nafas - Menghargai Nafas dengan Haqqul Yakin - Melihat kedatangan Nafas dari Pandangan Ainul Yakin - Tarbiyyah diri dengan Muttu Qablaan tammutu [ hadits] Latih mematikan diri ___________________________________ - Latihlah pergerakan Allah (memulangkan Zat, Sifat, Asma, Af’al Allah) Dengan Muraqabh dan Musyhadah. - Latihlah Ilmu Allah dengan KALIMAT Syahadah dan Syuhud (Qudrat ”Kuasa”, Iradat” berkehendak”, Ilmu ”ilmu”, Hayat ”hidup”). ___________________________________ Bagi kaum Arifinbillah : - Nafas adalah Imej cermin dari Roh. - Nafas adalah kembaran bagi Ruh. - Ruh adalah hakikat dan nafas adalah syariatnya di alam ini. - Ruh ibarat kapal, ombak bagaikan nafas. - Jika tenang ombak, tenanglah perjalanan kapal. - Begitu juga Ruh, jika nafas seorang hamba tenang, maka ia memberi kesan pada ruhnya. ___________________________________ Kaum Arifinbillah dan ahli Rohani amat mementingkan latihan pernafasan. Bila pernafasan baik, maka akan baiklah perjalanan ruh dengan ROBBnya. Emosi amat mempengaruhi pernafasan, baik ia dalam keadaan marah “stress” atau tenang. Jika seseorang itu berhasil mengawal emosinya maka tenanglah ia. ___________________________________ Mereka yang tidak mementingkan rohani adalah seperti jasad yang tiada Roh, mereka amat dibodohi oleh syaitan, apa gunanya sebatang jasad walaupun ia seorang raja, seorang yang cantik dan kaya jika tiada Roh dan Nyawa, maka akan di kebumikan dengan secepat mungkin (mayat namanya). ___________________________________ Roh dan kerohanian amat penting dalam memahami pengertian hidup dan perjalanan hidup ini . Nafas berasal dari Robbul Alamin. ___________________________________ Bagiamana mengenal turunnya dan naiknya Nafas ini dari sebatang tubuh yang tidak ada hawl dan quwwah..?? ___________________________________ Bagaimana ratusan ribu bahkan jutaan makhluk menerima Nafas turun, Nafas naik dengan secara sistematik dan secara teratur tanpa ada gangguan, dan tiada kehilangan satu nafaspun yang terkendala dalam jutaan tahun kecuali jika sudah sampai ajal maut seseorang itu dengan taqdir Nafas dan usia hayyatnya. ___________________________________ Nafas adalah sumber kehidupan, tanpa nafas hancurlah kehidupan. Nafas adalah al-Hayat yang datang dari Tuhan, ia adalah rahasia Illahi. ___________________________________ Para ulama sufi mengamalkan zikir nafas untuk pembersihan rohani, manakala para ahli “tenaga dalam” mengamalkan pernafasan untuk mengaktifkan tenaga ghaibnya sehingga dapat melakukan perkara dg kekuatan jasad. Kaum sufi menamakannya sebagai Nasma yaitu gabungan antara Ruh Jasmani dan jasad. ___________________________________ Zikir Nafas adalah lentera pengerak semua sistem rohani dan jasmani. Zikir Nafas adalah merupakan IBU dari segala zikir yang mempunyai banyak keistimewaan yaitu mampu membersihkan segala kotoran dalam dan rohanni . ___________________________________ Zikir Nafas ini ada pecahan dan rangkaiannya tersendiri. Pecahan zikir ini ialah zikir Nufus, zikir Tanafas dan zikir Amfas. ~> Keempat-empatnya saling berkaitan diantara satu sama lain. Bermula nafas itu karena anfas, dan hidup anfas itu karena nuffus, manakala hidup nufus itu dengan rahasia dan rahasia itulah merupakan (diri) rahasia Allah. Nufus, Anfas dan Tanafas itu adalah satu perkara yang ghaib ~> yang wujud tanpa dapat dirasa dan dilihat seperti juga nafas. ___________________________________ Adalah kurang etis jika membicarakan sesuatu yang tidak boleh dibuktikan dengan ilmu yakin, ataupun ainul yakin. Karena ini akan menimbulkan fitnah besar kepada pembicaranya kelak. Sudah menjadi ghaib manusia akan menolak sesuatu yang tidak tercapai oleh akal dan ilmunya, meskipun jalan paling baik jika ia mendiamkan diri (tawakuf) disamping belajar untuk memahaminya. ___________________________________ Kedudukan Sistem Bathin dan Spiritual ini bergerak dengan Kuasa Qudrat yang mutlak dan hanya dapat dilihat dengan mata hati oleh mereka yang telah hidup hati mereka secara zahir dan bathin. Tanpa ILMU Matahati memang hati tidak akan terbuka dan hidup, dan tidak akan dapat memperhatikan keajaibaan hati ini. ___________________________________ Kedudukan Anfas ialah di Hidung. Kedudukan Tanafas di Telinga. Kedudukan Nufus di Jantung, Kedudukan Nafas ialah di Mulut. Anfas, Nafas, Tanafas dan Nufus ini merupakan satu “kuasa” ataupun keadaan yang keluar masuk (bergerak) dalam tubuh seseorang manusia. ___________________________________ Apakah insan mudah memahami pergerakan sistem spiritual dan rohani ini tanpa mengenal Robbnya dan ILLAH nya..?? Sekali-kali ia tidak akan mengenal Robb nya tanpa ILMU KALIMAH LA ILAHA ILLALLAH. Semua sistem pengerakan Nafas, Anfus, Tanafas adalah satu sistem Unggul dan ajaib yang penuh dengan mukjizat. ___________________________________ Tanafas bergerak di telinga, Nufus bergerak dijantung, Anfas bergerak di hidung, sementara Nafas pula dimulut. Diantara keempat unsur ini, Nafaslah yang bisa dirasa dan disentuh serta mudah untuk diyakini (kalau kita membicarakan) karena setiap orang bisa merasakan dengan perasaan zahir. ___________________________________ Zikir yang digabungkan dengan teknik pernafasan yang betul, atau disebut oleh ahli Tasauf sebagai zikir nafas, akan memberi kesan yang hebat. Imam Ghazali mengatakan zikir yang dilakukan dengan cara menahan nafas akan mempercepat proses penyucian hati (membakar mazmumah). ___________________________________ Pernafasan yang betul akan memaksimumkan penyerapan oksigen yang amat penting dalam kehidupan dan kesehatan manusia. Kekurangan oksigen menyebabkan seseorang mengalami berbagai penyakit seperti kanker, gangguan saraf, leukemia dll. ___________________________________ Teknik Terapi Zikir pernafasan: > Kita Hendaklah Bersuci Terlebih dahulu. Duduk relaks dengan punggung tegak, lalu amati nafas yang keluar masuk, kemudian ikuti gerak nafas, jangan mengatur nafas, biarkan nafas keluar masuk dengan bebas. ___________________________________ > Posisi badan tegak, kepala lurus dengan tulang punggung, Sebaiknya bagi Pemula Mata Dipejamkan, mulut tertutup rapat dan lidah sedikit ditekuk diatas ( langit-lagit). ___________________________________ Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam-dalam, dada digembungkan, perut dikempeskan se-kempes mungkin dan dikeraskan, agar energi yang dibangkitkan besar, dengan penuh perasaan, rasakan seolah – olah energi Ilahi masuk melalui pusat ( umbilicus ) naik keatas menembus ubun – ubun sampai ke titik omega -titik tak berhingga. ___________________________________ Tahan selama beberapa detik agar diproses oleh paru-paru, Tahan napas di bawah pusar, kemudian Energi Illahi yang terang benderang diturunkan kembali ke kepala sampai ke tengah dada dan Keluarkan nafas perlahan – lahan dari lubang hidung. Berarti 1 x putaran nafas sudah kita selesaikan. ___________________________________ > Penarikan Nafas harus dengan tertib dan juga secara natural tanpa dipaksa atau pun didesak, sebab hal ini akan gagal menghasilkan satu proses yang mukammil. ___________________________________ > Kemudian tarik nafas kembali dalam-dalam, tahan selama beberapa detik, dan selanjutnya [ sebaiknya 5-1-5 atau 10-1-10 atau pun 3-1-3] , tarik 3 saat -tahan 1 saat dan lepas 3 saat ] atau ikut kekuatan daya tarikan dan hembusan. ___________________________________ > Lanjutkan terapi pernapasan dengan dada tetap digembungkan, dan perut tetap dikempeskan dan dikeraskan. Menarik nafas dengan membayangkan menghirup udara yang bersih dan sehat, lepaskan napas dengan membayangkan membuang penyakit, racun dan udara kotor. ___________________________________ Nafas ditahan agar proses biologis didalam paru-paru berlangsung sempurna, yaitu : oksigen yang diudara diserap oleh paru-paru ( secara maximal ) dan udara kotor beracun ( CO2 ) dilepaskan ke-udara untuk kemudian dibuang keluar saat melepaskan napas. ___________________________________ ( Dengan bernapas biasa maka proses berlangsung tidak sempurna, karena belum sempat terjadi pertukaran secara lengkap, udara sudah dikeluarkan lagi dari paru-paru ). ___________________________________ Ketika anda bernafas tepat pada tarikan oksigen, maka yang harus anda fokuskan ialah lafadz "HU (Dia)". baru setelah hembusan nafas maka fokuskan pada lafadz "ALLAH". begitu terus berulang- ulang. ___________________________________ Perlu diingat, bahwa pada lafadz "HU" harus benar-benar anda rasakan, Dia mengalir di pembuluh-pembuluh nadi dan menyebar ke segenap penjuru organ tubuh. ___________________________________ Pada lafadz "ALLAH" ketika dihembuskan, rasakan bahwa yang diluar tubuh anda tidak lepas dari "Tangan-Nya". Jika anda ikhlas semata karena Allah, maka anda akan bertatapan dengan- Nya, tentunya bukan dengan panca indera, tapi lebih dari itu. ___________________________________ Jika anda ingin tahu metode dzikir nafas walisongo yang lain (kecuali Raden Syarif Hidayatullah/Sunan Gunung Jati) tinggal membalik "HU" pada hembusan nafas, dan "ALLAH" pada tarikan nafas. ___________________________________ Waktu ingin melakukan zikir nafas kita wajib memulangkan Zat, Sifat, Af’al kita kepada Zat, Sifat, Af’al Allah ~> yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang batin yaitu Ruh dan pulangkan wujud Ruh pada hakikatnya Wujud Yang Qadim Zat Allah juga. ___________________________________ La maujud illaLlah yang maksudnya adalah tiada yang ada di alam ini pada hakikatnya melainkan Allah jua. Hakikat nafi pada diri kita ialah la wujud (tiada yg wujud) , la qadir (tiada yg Maha kuasa), la hayun, la muridun, la alimun (tiada yg Maha mengetahui), la samiiun (tiada yg mendengar) , la basirun (tiada yg Maha melihat), la mutakalimun fil haqiqah illaLah. ___________________________________ Berkata para Arifbillah, ”matikan diri kamu sebelum kamu dimatikan”.[ Hadits Sohih]. Mati disini dibagi empat (4) : 1) Mati Hissii yaitu seolah-olah sudah bercerai ruh dari jasad, tiada daya upaya walau sedikitpun jua pada hakikatnya hanya Allah yang berkuasa, kemudian dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaran sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya. ___________________________________ 2) Apa hakikat Asolatu Miraju lil Mukminiin. Miraj yaitu lepas sempurna mematikan diri kita, hendaklah melakukan miraj artinya menaikkan nafas kita melalui alam “Qaba qawsain au adna” yaitu antara kening merasa penuh limpah dalam alam Qudus yaitu dalam benak kepala kita hingga hilang segala ingatan yang lainnya. Ini dinamakan mati ma’nawi yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu melainkan hanya berhadapan pada Allah juga. ___________________________________ 3) Mati dalam Hidup dan Hidup dalam kematian, inilah hakikat matilah kamu sebelum kamu di matikan. Mati segala usaha ikhtiar segala daya upaya diri kita hanya kita mendirikan sembahyang dengan melihat pada mata hatinya dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah. ___________________________________ Dari Allah mengerakkan Ruhaniah, dari ruhaniah mengerakan Al-Hayat, dari Al-Hayat menggerakkan nafas dan dari nafas menggerakkan jasad dan pada hakikatnya itu Allah jua yang menggerakkan semuanya, sebagaimana firmaNya: “Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad Sala Allahu Alaihi Wasalam - ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontarnya…”. Pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba tetapi pada pandangan matahati perbuatan Allah jua. ___________________________________ 4) Mati dalam tidur ini adalah satu rahasia marifat dalam hidup yang hanya diketahui oleh para Arif Billah dan Alimbillah, bukan oleh alimbil kitaab. Zikir Nafas adalah Ummul Zikir yang mampu memberi kekuatan Rohanni adalah Zikir Khafi, ini di jelaskan dalam beberapa hadits sohih. Zikir Nafas adalah sebagai Nur Cahaya yang memancar keseluruh jiwa seorang pengamal Zikir Nafas, besar faedahnya untuk memecahkan kekentalan darah hitam yang berada dihati yang dianggap sebagai istana iblis itu. Selagi istana Iblis tidak terpecah dan hancur musnah Nur Qalbi sebagai penyuluh lampu ma’rifat yang diharapkan itu tidak mungkin diperoleh. ___________________________________ Nur itu tidak akan bersinar menyuluh kegelapan dalam diri. Kalau pun ia menyala tetapi cahayanya tidak terang. Sabda Rasulullah saw: MAN ARAFA NAFSA FAQAD ARAFA RAB’BAH WAMAN ARAFA RAB’BAH FASADA JASAD. “Siapa yang mengenal dirinya, tentu dia mengenal Robbnya dan siapa yang mengenal Robbnya, maka binasalah dirinya.”. Firman Allah swt: “Dari Allah kau datang kepada Allah kau dikembalikan” (QS. al-Baqarah:156) ___________________________________ Apabila Ruh diturunkan kebumi, ia berhajat pada Sifat Iftiqar Allah untuk berfungsi diatas muka bumi ini.. Jika tiada Sifat Iftiqar, Ruh tidak berfungsi. Ini disebabkan karena ia memiliki sifat yang suci dan tinggi yang tiada pengetahuan dan kehendak terhadap alam yang rendah (dunia). Oleh karena itu diperlukan Sifat Iftiqar untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah, di kehidupannya dan dunia. ___________________________________ 4 Sifat Iftiqar yaitu : Sifat Qudrat, Hayat, Iradat, Ilmu. ___________________________________ Sebelum Ruh dimasukkan ke dalam jasad, Allah melapisi Ruh Al-Qudsi dengan lapisan-lapisan sampai ke alam “Mulkiah” yang disebut “Qiswah Unsuriah” yaitu alam Jabarut, alam Malakut dan alam Mulki karena kekuatan Ruh Al-Qudsi dapat menghancurkan jasad, sebagaimana cahaya matahari yang dihalangi cahayanya bumi dengan berbagai lapisan agar tidak terbakar bumi ini karena kepanasannya. Firman Allah swt: “Lalu kutiupkan Roh-Ku dalam tubuh manusia.” (Al-Hijr:29) ___________________________________ 1. QUDRAT (Kuasa): yaitu dinyatakan pada (RUH JASMANI) dan diletakkan dalam jasad. Ruh memerlukan jasad untuk bergerak di atas muka bumi. (NASMA “fizikal”: kuasa batin yang hebat). TANAH: tubuh badan - istana hakikat. ___________________________________ 2. ILMU (ilmu): dinyatakan pada (RUH SULTANI) dan menjadi akal apabila digabungkan dgn unsur air dan diletakkan pd otak. Ruh tidak akan dapat berfikir untuk kehidupan didunia tanpa ilmu bangsa dunia. (AIR: akal - ilham, laduni pandangan tajam hikmah). AIR: otak - istana syariat. ___________________________________ 3. HAYAT (hidup): ia dinyatakan pada (RUH AL HAYAT) dan menjadi nafas apabila bergabung dgn udara. Ruh memerlukan nafas untuk berhubung dgn nafas. (NAFAS: menstabilkan emosi, akal, kesehatan dan perjalanan Ruh). ANGIN/udara: sistem pernafasan - istana tarikat. ___________________________________ 4. IRADAT (berkehendak): ia dinyatakan pada (RUH SAIRANI RAWANI) dan menjadi nafas apabila digabungkan dgn unsur api dan diletakkan dijantung/qalbi. Ruh memerlukan nafsu yg bangsa dunia untuk memakmurkan dunia. (NAFSU: ketenangan, kasyaf, asyik, cinta, rindu, syuhud, makrifat) API: jantung - istana makrifat. ___________________________________ Syaik Abdul Qadir Jailani, Di dalam Kitab Sirrul Asrar mengatakan: Ruh adalah hakikat diri manusia yang sebenarnya. Ruh adalah Nur cahaya yang tinggi yang dibalut dengan beberapa lapisan pakaian sebelum diturunkan ke alam dunia ini agar jasad tidak terbakar. ___________________________________ “Manusia itu rahasiaku dan Aku adalah rahsia manusia.” (Hadits Qudsi). Setiap Ruh mempunyai tempat/ daerah ketika ia berada dalam jasad dan Setiap insan wajib mengetahui bagaimana mengolah setiap lapisan tersebut agar tersingkap baginya rahasia. ___________________________________ Kenali dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu, niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu tanpa huruf, tanpa suara, tanpa dalil dan tanpa perantara. ___________________________________ Galillah rahasia alam dirimu sendiri sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut, alam Jabarut dan akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana dirimu berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana dirimu bersaksi akan diri KeTuhanan sebagaimana firmannya: ”Adakah Aku Tuhan Kamu, (Ruh menjawab) Bahkan! Kami menyaksikan.” (QS. al-Araf:172) ___________________________________ Siapa yang sampai ke alam ini, ia mengambil ilmunya dari Allah tanpa perantara yaitu ilmu Laduni. Di alam ini, ia beribadah dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah. Pandangannya senantiasa melihat pada dua alam, melihat diriNya di alam zahir yaitu Af’al,Sifat dan Asma, bermusyahadah dengan ZatNya di alam lahut. ___________________________________ Adakala mereka itu fana (lebur) penglihatan di alam ini ketika mentajallikan rahasiaNya sehingga tiada yang dilihat melainkan Allah swt. ___________________________________ Bagaimana hendak Mengenal diri?, Apa yang harus dikenali dengan diri ini ?, Adakah Mengenal Jasad yang di kenalioleh semua orang kafir dan mushrik agar dengan itu mereka bisa mengenal Robb mereka?, ___________________________________ Adakah mengenal Bathin saja tanpa mengetahui soal Rohani?, Mengenal diri tanpa mengenal jalan mengenal diri, anda tidak akan sampai pada kehendak?, ___________________________________ Mengenal Jalan tanpa mengenal musuh akan tewas di separuh jalan. ___________________________________ Mengenal Musuh tanpa bersenjata akan dikalahkan. ___________________________________ Mempunyai senjata lengkap namun tidak mengenal maqam musuh akan menempuh kekalahan. ___________________________________ Mengenal senjata dan musuh tetapi tidak ada tarbiyah dari orang yg mengenal perjalanan dan kaidah juga akan binasa dalam kesesatan. ___________________________________ Siapa yang benar mengenal dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelamlah ia dalam lautan kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan ke-Aku-an. ___________________________________ Didalam kitab Kasaful Asrar dinyatakan bahwa wujud insan adalah bayang-bayang kepada wujud Tuhan. ___________________________________ Tiada akan wujud bayang-bayang ini jika tiada yang empunya bayang-bayang, tidak bergerak bayan-bayang melainkan bergeraknya tuan empunya bayang-bayang. ___________________________________ Apabila kamu memandang diri kamu, memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib memahami bahwa kamu ada pemiliknya. ___________________________________ Wujud kamu menyatakan wujud diri-Nya. Dia ghaib dan kamu nyata, Dia hakikat dan kamu syariat, Dia adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-Nya. ___________________________________ Lihatlah diri kamu lagi.., pandanglah segala sifat yang ada pada diri kamu, lihatlah matamu, lihatlah telingmu, lihatlah mulutmu,lihatlah akalmu, lihatlah gerak diammu, lihat rasa hatimu. Semuanya tidak lain melainkan kenyataan sifat-sifat-Nya. ___________________________________ Semoga hati kita tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal Diri-Nya, yang meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan lebih dekat Dia bila dibandingkan dengan urat nadi yang ada di lehernya sendiri. ___________________________________ Itu Berarti lebih dekat Dia meskipun dibandingkan dengan keluar masuknya nafas dalam dada. ___________________________________
Nb : Tuak Ilahi : Barang siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat jalannya. . (TUAK ILAHI)
Kenali
dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu, niscaya engkau akan mengenali
Tuhanmu tanpa huruf, tanpa suara, tanpa dalil dan tanpa perantara.
___________________________________ Galillah rahasia alam dirimu sendiri
sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut, alam Jabarut dan
akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana
dirimu berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana
dirimu bersaksi akan diri KeTuhanan sebagaimana firmannya: ”Adakah Aku
Tuhan Kamu, (Ruh menjawab) Bahkan! Kami menyaksikan.” (QS. al-Araf:172)
___________________________________ Siapa yang sampai ke alam ini, ia
mengambil ilmunya dari Allah tanpa perantara yaitu ilmu Laduni. Di alam
ini, ia beribadah dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah. Pandangannya
senantiasa melihat pada dua alam, melihat diriNya di alam zahir yaitu
Af’al,Sifat dan Asma, bermusyahadah dengan ZatNya di alam lahut.
___________________________________ Adakala mereka itu fana (lebur)
penglihatan di alam ini ketika mentajallikan rahasiaNya sehingga tiada
yang dilihat melainkan Allah swt. ___________________________________
Bagaimana hendak Mengenal diri?, Apa yang harus dikenali dengan diri ini
?, Adakah Mengenal Jasad yang di kenalioleh semua orang kafir dan
mushrik agar dengan itu mereka bisa mengenal Robb mereka?,
___________________________________ Adakah mengenal Bathin saja tanpa
mengetahui soal Rohani?, Mengenal diri tanpa mengenal jalan mengenal
diri, anda tidak akan sampai pada kehendak?,
___________________________________ Mengenal Jalan tanpa mengenal musuh
akan tewas di separuh jalan. ___________________________________
Mengenal Musuh tanpa bersenjata akan dikalahkan.
___________________________________ Mempunyai senjata lengkap namun
tidak mengenal maqam musuh akan menempuh kekalahan.
___________________________________ Mengenal senjata dan musuh tetapi
tidak ada tarbiyah dari orang yg mengenal perjalanan dan kaidah juga
akan binasa dalam kesesatan. ___________________________________ Siapa
yang benar mengenal dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelamlah ia
dalam lautan kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan ke-Aku-an.
___________________________________ Didalam kitab Kasaful Asrar
dinyatakan bahwa wujud insan adalah bayang-bayang kepada wujud Tuhan.
___________________________________ Tiada akan wujud bayang-bayang ini
jika tiada yang empunya bayang-bayang, tidak bergerak bayan-bayang
melainkan bergeraknya tuan empunya bayang-bayang.
___________________________________ Apabila kamu memandang diri kamu,
memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib memahami bahwa kamu ada
pemiliknya. ___________________________________ Wujud kamu menyatakan
wujud diri-Nya. Dia ghaib dan kamu nyata, Dia hakikat dan kamu syariat,
Dia adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-Nya.
___________________________________ Lihatlah diri kamu lagi..,
pandanglah segala sifat yang ada pada diri kamu, lihatlah matamu,
lihatlah telingmu, lihatlah mulutmu,lihatlah akalmu, lihatlah gerak
diammu, lihat rasa hatimu. Semuanya tidak lain melainkan kenyataan
sifat-sifat-Nya. ___________________________________ Semoga hati kita
tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal Diri-Nya, yang
meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan lebih dekat Dia
bila dibandingkan dengan urat nadi yang ada di lehernya sendiri.
___________________________________ Itu Berarti lebih dekat Dia meskipun
dibandingkan dengan keluar masuknya nafas dalam dada.
___________________________________ Nb : Tuak Ilahi : Barang siapa yang
hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui
keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka
kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat jalannya. . (TUAK
ILAHI)
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Thursday, November 17, 2016
Mengenal Wali Allah.
Dari Pondok Habib: Kecintaan dan Kasih Sayang Kepada Ahlul Baiyt
Nabi s.a.w.bersabda, “Yang terbaik diantara
kamu sekalian ialah yang terbaik perlakuaannya terhadap ahlulbaiytku,
setelah aku kembali kehazirat Allah.” (Hadis Sahih dari Abu Hurairah
r.a. diriwayatkan oleh al-Hakim, Abu Ya’la, Abu Nu’aim dan Addailamiy)
MENGENAL WALI-WALI ALLAH DAN KAROMAH MEREKA.
MENGENAL WALI-WALI ALLAH DAN KAROMAH MEREKA. |
Maka wujudnya para wali-wali Allah tidak dapat dinafikan dan mereka merupakan para kekasih Allah yang terdapat diseluruh pelusuk bumi di mana sahaja terdapat orang yang beriman. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengingatkan hakikat wujudnya para wali serta karamah mereka sebagaimana tercatit dalam kitabnya
Fatwa Ibnu Taimiyah :
“Wali Allah adalah orang-orang mukmin yang bertaqwa kepada Allah. Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan pada diri mereka dan mereka tidak merasa khuwatir. Mereka beriman dan bertaqwa kepada Allah, bertaqwa dalam pengertian mentaati firman-firmanNya, penciptaanNya, izinNya, dan kehendakNya yang termasuk dalam ruang lingkungan agama. Semua itu kadang-kadang menghasilkan berbagai karamah pada diri mereka sebagai hujjah dalam agama dan bagi kaum muslimin, tetapi karamah tersebut tidak akan pernah ada kecuali dengan menjalankan syariat yang dibawa Rasulullah s.a.w.”
Kedudukan wali hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang telah nyata ketaqwaannya. Sementara orang yang nyata telah melanggar syari’ah tidak dapat diberikan kedudukan yang mulia ini. Sayangnya, di kalangan manusia, ada orang yang mengaku bahawa dirinya adalah wali dan memperoleh karamah dari Allah, padahal dalam kehidupannya sehari-hari mereka tidak melaksanakan syariat Islam dengan baik sehingga mustahil bagi Allah untuk memberikan darjat ‘wali’ kepada orang seperti ini.
Yang perlu diwaspadai juga, syaitan pun dapat membantu manusia untuk mewujudkan keajaiban-keajaiban di mata manusia. Itulah yang dinamakan sihir. Syaitan pun berupaya membantu seseorang menghilang dirinya dari pandangan orang lain, dan juga memberi maklumat kejadian yang akan datang. Dan inilah yang
sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak beriman untuk menipu manusia. Maka, peri pentingnya bagi umat Islam mengetahui juga akan perkara-perkara luar biasa yang wujud di alam ini supaya dapat membezakan antara yang hak dan yang batil. Para wali-wali Allah juga diberi kurniaan yang luar biasa dikenali sebagai Karamah.
Karamah adalah sesuatu pemberian Allah swt yang sifatnya seakan-akan dengan mukjizat para nabi dan rasul, iaitu kebolehan melakukan hal-hal yang luar biasa yang diberikan kepada orangorang yang dikasihiNya yang dikenal sebagai wali Allah. Mudah-mudahan dengan pembentangan secebis pengetahuan tentang wali-wali Allah dan karamah mereka ini, pintu keberkahan para wali-wali Allah akan terbuka bagi kita, sehingga dapat kita meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Yang Maha Pencipta.
PENGERTIAN WALI
DARI SEGI BAHASA
Wali dari segi bahasa bererti:-
1. Dekat. Jika seseorang sentiasa mendekatkan dirinya kepada Allah, dengan memperbanyakkan kebajikan, keikhlasan dan ibadah, dan Allah menjadi dekat kepadanya dengan limphan rahmat dan pemberianNya, maka di saat itu orang itu menjadi wali.
2. Orang yang senantiasa dipelihara dan dijauhkan Allah dari perbuatan maksiat dan ia hanya diberi kesempatan untuk taat sahaja.
Adapun asal perkataan wali diambil daripada perkataan al wala’ yang bererti : hampir dan juga bantuan. Maka yang dikatakan wali Allah itu orang yang menghampirkan dirinya kepada Allah dengan melaksanakan apa yang diwajibkan keatasnya, sedangkan hatinya pula sentiasa sibuk kepada Allah dan asyik untuk mengenal kebesaran Allah. Kalaulah dia melihat, dilihatnya dalil-dalil kekuasaan Allah. Kalaulah dia mendengar, didengarnya ayat-ayat atau tandatanda Allah.Kalaulah dia bercakap, maka dia akan memanjatkan puji-pujian kepada Allah. Kalaulah dia bergerak maka pergerakannya untuk mentaati Allah. Dan kalau dia berijtihad, ijtihadnya pada perkara yang menghampirkan kepada Allah. Seterusnya dia tidak jemu mengingat Allah, dan tidak melihat menerusi mata hatinya selain kepada Allah. Maka inilah sifat wali-wali Allah. Kalau seorang hamba demikian keadaannya, nescaya Allah menjadi pemeliharanya serta menjadi penolong dan pembantunya.
Siapakah yang digelar wali?
1. Ibnu Abas seperti yang tercatit dalam tafsir Al Khazin menyatakan “ Wali-wali Allah itu adalah orang yang mengingat Allah dalam melihat”.
2. Al Imam Tabari meriyawatkan daripada Saeed bin Zubair berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah ditanya orang tentang Wali-wali Allah. Baginda mengatakan “Mereka itu adalah orang yang apabila melihat, mereka melihat Allah”.
3. Abu Bakar Al Asam mengatakan “Wali-wali Allah itu adalah orang yang diberi hidayat oleh Allah dan mereka pula menjalankan kewajiban penghambaan terhadap Allah serta menjalankan dakwah menyeru manusia kepada Allah”.
PENGGUNAAN ISTILAH WALI DALAM AL-QURAN.
“Allah adalah wali bagi orang-orang yang beriman”.1
“Dia menjadi wali bagi orang-orang shalih”.2
“Engkau adalah wali kami, maka kurniakanlah kami kemenangan atas orang-orang kafir”.3
1 Surah Al-Baqarah: 257
2 Surah Al-‘Araf: 196
3 Surah Al-Baqarah: 286
“Yang demikian itu adalah kerana Allah itu adalah wali bagi orang-orang yang beriman, sedangkan orang-orang kafir tidak ada wali bagi mereka”.4
“Sesungguhnya wali kamu adalah Allah dan RasulNya”.5
4 Surah Muhammad: 11
5 Surah Al-Maidah: 55
Dari semua ayat itu dapat kita lihat bahawa Allah disebut wali, orang mukmin disebut wali, seorang yang dewasa yang diberi tugas melindungi dan memelihara anak kecil juga disebut wali. Demikian juga orang yang lemah yang tidak dapat mengurus harta-bendanya sendiri, lalu dipelihara oleh keluarga yang lain, maka keluarga tersebut itu juga dipanggil wali. Penguasa pemerintah yang diberi tanggung jawab pemerintahan disebut wali. Ayah atau mahram yang berkuasa yang menikahkan anak perempuannya juga disebut wali. Lantaran itu dapatlah kita mengambail kesimpulan makna yang luas sekali dari kalimat wali ini. Terutama sekali ertinya ialah hubungan yang amat dekat (karib), baik kerana pertalian darah keturunan, atau kerana persamaan pendirian, atau kerana kedudukan, atau kerana kekuasaan atau kerana persahabatan yang karib. Allah adalah wali dari seluruh hambaNya dan makhlukNya, kerana Dia berkuasa lagi Maha Tinggi. Dan kuasaNya itu adalah langsung. Si makhluk tadi pun wajib berusaha agar dia pun menjadi wali pula dari Allah. Kalau Allah sudah nyata tegas dekat atau karib kepadanya dia pun hendaklah beraqarrub, ertinya mendekatkan pula dirinya kepada Allah. Maka timbullah hubungan perwalian yang timbal balik. Segala usaha memperkuatkan iman, memperteguhkan takwa, menegakkan ibadah kepada Allah menurut garis-garis yang ditentukan oleh Allah dan RasulNya, semuanya itu adalah usaha dan ikhtiar mengangkat diri menjadi wali Allah. Segala amal salih, sebagai kesan dari iman yang mantap, adalah rangka usaha mengangkat diri menjadi wali.
Dari Segi Penggunaan
Wali pada mafhumnya bererti :-
1. Seseorang yang senantiasa taat kepada Allah tanpa menodainya dengan perbuatan dosa sedikitpun.
2. Seseorang yang sentiasa mendapat perlindungan dan penjagaan, sehingga ia senantiasa taat kepada Allah tanpa melakukan dosa sedikit pun, meskipun ia dapat melakukannya.
DALIL-DALIL WUJUDNYA WALI ALLAH DARI ALQURAN DAN AS-SUNNAH
Dari Al-quran
Pertama
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka itu ialah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”6
6 Surah Yunus: 62- 64
Dalam ayat ini Allah swt. menyatakan bahawa para wali-wali Allah itu mendapat berita gembira, baik di dunia mahu pun di akhirat. Apakah yang dimaksudkan dengan berita gembira (Busyra) itu?
Pengertian Al-Busyra (Berita Gembira)
Yang dimaksudkan dengan berita gembira di kehidupan dunia adalah:
1. Mimpi yang baik seperti yang tersebut di dalam hadis:
“Al busyraa adalah mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang mukmin atau yang diperlihatkan baginya”7
“Mimpi yang baik adalah seperempat puluh enam bahagian dari kenabiaan.”
2. Ada yang mengatakan bahawa yang dimaksud dengan berita yang gembira di dunia ialah turunnya malaikat untuk menyampaikan berita gembira kepada seseorang mukmin yang sedang sakaratul maut.
3. Ada pula yang mengatakan bahawa yang dimaksud dengan berita yang gembira di dunia ialah turunnya malaikat kepada seorang mukmin yang sedang sakaratul maut yang memperlihatkan tempat yang akan disediakan baginya di dalam syurga, seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt.:
7 Hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim, menurut Al Hakim hadis ini sahih
“Para malaikat turun kepada mereka sambil mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah kamu susah dan
bergembirakah kamu dengan syurga yang pernah dijanjikan kepada
kamu”8
8 Surah Fushshilat: 62
4. Ada yang mengatakan bahawa yang dimaksudkan dengan berita yang gembira di dunia ialah pujian dan kecintaan dari orang banyak kepada seorang yang suka beramal saleh, seperti yang disebutkan dalam hadits berikut:
“Abu Dzar menuturkan bahawa ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah: “Apakah pandanganmu jika ada seseorang yang suka beramal saleh, sehingga ia dipuji oleh orang ramai?” Sabda beliau: “Itu adalah berita gembira kepada seorang mukmin.”
5. Ada yang mengatakan bahawa yang dimaksudkan dengan berita yang gembira di dunia ialah karamah dan dikabulkannya segala permintaan seorang mukmin ketika ia masih di dunia, sehingga segala keperluannya dipenuhi oleh Allah dengan segera. Seorang ulama berkata: “Jika seorang mukmin rajin beribadah, maka hatinya bercahaya, dan pancaran cahayanya melimpah ke wajahnya, sehingga terlihat pada wajahnya tanda khusyu’ dan tunduk kepada Allah, sehingga ia dicintai dan dipuji oleh banyak orang, itulah tanda kecintaan Allah kepadanya, dan itulah berita gembira yang didahulukan baginya ketika ia di dunia.”
Semua keterangan di atas adalah benar. Sedangkan berita gembira yang sebenarnya adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada seorang mukmin untuk rajin beribadah dan keasyikannya untuk beramal saleh. Manakala, yang dimaksudkan dengan berita gembira di akhirat ialah:
1. Syurga beserta segala macam kesenangannya yang bersifat abadi, seperti yang disebutkan dalam firman Allah yang ertinya:
“Iaitu pada hari ketika kamu melihat orang mukmin lelaki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka):
“Pada hari ini ada berita gembira untukmu, iaitu syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah kejayaan yang besar.”9
9 Surah Al Hadiid: 12
2. Ada yang mengatakan bahawa yang dimaksudkan dengan berita gembira di akhirat ialah sambutan baik dari para malaikat kepada kaum Muslimin di akhirat, iaitu ketika mereka diberi berita gembira dengan keberhasilan, diputihkannya wajah-wajah mereka dan diberikannya buku catatan amal-amal mereka dari sebelah kanan dan disampaikannya salam dari Allah kepada mereka dan beberapa berita gembira yang lain.
TANDA-TANDA WALI ALLAH
1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt.
Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya: “Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingati mereka.”10
10 Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I hal. 6
Dari Said ra, ia berkata: “Ketika Rasulullah saw ditanya: “Siapa wali-wali Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika
dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”11
11 Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).
2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.
Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya: “Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?” Kata Mu’adz: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu.”12
12 Hadis riwayat Nasa’i, Al Bazzar dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6
3. Mereka bertakwa kepada Allah.
Allah swt berfirman: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka
diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”13
Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: “Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana.”14
13 Surah Yunus: 62 – 64
14 Hadisriwayat.Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104
4. Mereka saling menyayangi dengan sesamanya.
Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah.”
Tanya seorang: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?” Sabda beliau: “Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah mahupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbarmimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah.”
Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”15
15 Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5
5. Mereka selalu sabar, wara’ dan berbudi pekerti yang baik.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa“Rasulullah saw
bersabda:
“Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”16
“Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana takut akan shubhahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.” Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat.”17
16 Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya’
17 Hadis riwayat Abu Hu’aim dalam kitab Al Hilya
7. Mereka selalu terhindar ketika ada bencana.
Dari Ibnu Umar ra, katanya:
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberi makan dengan rahmatNya dan diberi hidup dalam afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurgaNya. Segala bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yang datang.”18
18 Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6
8. Hati mereka selalu terkait kepada Allah.
Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’I kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka.”19
19 Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal. 80
9. Mereka senang bermunajat di akhir malam.
Imam Ghazali menyebutkan: “Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: “Sesungguhnya ada hamba-hambaKu yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. “ Tanya seorang siddiq: “Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?”
Firman Allah: “Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dengan penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. Mereka berdiri, duduk, ruku’, sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu. Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?”20
20 Ihya’ Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358
10. Mereka suka menangis dan mengingat Allah.
‘Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Malaikat memberitahu kepadaku: “Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang.Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur’an. Mereka suka membaca Al Qur’an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya:“Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu.”21
21 Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I, hal 16
11. Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya.
Dari Anas ibnu Malik ra berkata: “Rasul saw bersabda:“Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra’ ibnu Malik, salah seorang di antara mereka.”
Ketika Barra’ memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: “Wahai Barra’, sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: “Andaikata Barra’ berdoa, pasti akan terkabul. Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami.” Maka Barra’ berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.
Di medan peperangan Sus, Barra’ berdo’a: “Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu.” Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra’ gugur sebagai syahid.
12. Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung.
Abdullah ibnu Mas’ud pernah menuturkan:
“Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan”, pada telinga seorang yang pengsan, maka dengan izin Allah, orang itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: “Apa yang engkau baca di telinga orang itu?” Kata Abdullah: “Aku tadi membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum‘abathan” sampai akhir surah.” Maka Rasul saw bersabda: “Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur.”22
22 Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Al Hilya jilid I hal 7
BAGAIMANAKAH SESEORANG ITU MENJADI WALI ALLAH
Sesesorang itu menjadi wali dengan salah satu dari dua cara iaitu:-
1. Kerana Kurnia Allah
Adakalanya seorang menjadi wali kerana mendapat kurnia dari Allah meskipun ia tidak pernah dibimbing oleh seorang syeikh mursyid. Allah berfirman:
“Allah menarik kepada agama ini orang yang di kehendakiNya dan memberi petunjuk kepada agamaNya orang yang suka kembali kepadaNya.”23
23 Surah A-Syuara’ : 13
2. Kerana Usaha Seseorang
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits Qudsi:
“Allah berfirman: “Seorang yang memusuhi waliKu, maka Aku akan mengumumkan perang kepadanya. Tidak seorang pun dari hambaKu yang mendekat dirinya kepadaKu dengan amal-amal fardhu ataupun amal-amal sunnah sehinggai Aku menyayanginya. Maka pendengarannya, pandangannya, tangannya dan kakinya Aku beri kekuatan. Jika ia memohon sesuatu atau memohon perlindungan, maka Aku akan berkenan mengabulkan permohonannya dan melindunginya. Belum Aku merasa berat untuk melaksanakan sesuatu yang Aku kehendaki seberat ketika Aku mematikan seorang mukmin yang takut mati, dan Aku takut mengecewakannya.”24
24 Hadis riwayat Al-Bukhari
APAKAH SEORANG WALI MENGETAHUI BAHAWA DIRINYA SEORANG WALI?
Tentang hal ini, para ulama mempunyai dua pendapat. Di antara mereka, ada yang berpendapat bahawa seorang wali tidak mengetahui bahawa dirinya adalah seorang wali. Sebab, ada kemungkinan pengetahuannya tentang dirinya dapat menghilangkan rasa takutnya kepada Allah dan ia merasa senang.
Tetapi, ada pula yang berpendapat bahwa seorang wali tahu bahwa dirinya seorang wali. Syeikh Al Qusyairi berkata: “Menurut kami, tidak semua wali mengetahui bahawa dirinya seorang wali. Tetapi ada pula yang mengetahui bahawa ia adalah seorang wali. Jika seorang wali mengetahui bahwa dirinya seorang wali, maka pengetahuannya itu adalah sebahagian dari karamahnya yang sengaja diberikan
kepadanya secara khusus.”25
25 Risalah Al Qusyairiyah jilid II hal 662
TINGKATAN PARA WALI ALLAH
Seperti para nabi-nabi dan rasul-rasul yang martabat serta kedudukan mereka tidak sama di antara satu sama lain, para Aulia juga diberi martabat berlainan. Di kalangan para Anbia dan Rasul yang jumlahnya sangat ramai itu pun (Nabi lebih 124,000 dan Rasul 315) yang wajib diketahui hanya 25 orang sahaja (Nabi dan Rasul) sedangkan yang bakinya tidak wajib diketahui. Daripada 25 orang Nabi dan Rasul itu ada pula lima orang yang dikurniakan martabat tinggi, dipanggil ‘Ulul Azmi’, iaitu Muhammad s.a.w., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan Nuh a.s. Para Aulia juga mempunyai martabat yang berbeza-beza. Namun tidak ada siapa yang dapat mengenal pasti siapakah di antara para Aulia itu yang tertinggi martabatnya kecuali Allah, kerana fungsi atau peranan para nabi dan Rasul. Seperti dijelaskan dahulu, para nabi dan rasul yang diutus kepada manusia harus membuktikan bahawa mereka dibekalkan oleh mukjizat yang dikurniakan Allah kepada mereka.
Tetapi para Aulia tidak wajib membuktikan diri mereka sebagai Aulia melalui karamah yang dikurniakan oleh Allah kepada mereka. Bahkan para Aulia dikehendaki merahsiakan kewalian mereka, apalagi martabat mereka, kecuali dalam keadaan darurat atau terdesak sahaja. Sebab itu para Aulia tidak dapat dikenal pasti yang lebih tinggi martabatnya daripada yang lain, sedangkan bilangan mereka sangat ramai. Mungkin martabat para Aulia itu dapat dikenal hanya melalui karamah mereka, sedangkan karamah mereka pun tidak wajib ditontonkan kepada orang ramai, kecuali jika terdesak. Tingkatan para wali dapat dibahagikan kepada beberapa tingkatan sesuai dengan kedudukan mereka masing-masing di sisi Allah swt. Di antara mereka ada yang terbatas jumlahnya di setiap masanya, tetapi ada pula yang tidak terbatas jumlahnya Sehubungan dengan hal ini, Syeikh Muhyiddin Ibnul Arabi memberikan penjelasan tentang tingkatan dan pembahagian para wali seperti yang diterangkan dalam kitabnya FUTUHATUL MAKKIYAH pada bab ke tujuh puluh tiga yang diringkas oleh Syeikh Al Manawi dalam mukaddimah Thabaqat Sughrahnya sebagai berikut:
PEMBAHAGIAN WALI-WALI ALLAH
1. Al-Aqtab
Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang mempunyai erti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah darjat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai darjat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya. Seperti Abu Yazid Al Busthami dan Ahmad Ibnu Harun Rasyid Assity. Di antara mereka ada yang mempunyai kedudukan di bidang pemerintahan, meskipun tingkatan taqarrubnya juga mencapai darjat tinggi, seperti para Khulafa’ur Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu Yazid, Umar Ibnu Abdul Aziz dan Al Mutawakkil.
2. Al-A immah
Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai erti pemimpin. Setiap masanya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai darjat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertumpu ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertumpu di alam malaikat saja.
3. Al-Autad
Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang mempunyai erti pasak. Yang memperoleh darjat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap masanya. Kami
menjumpai seorang di antara mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.
4. Al-Abdal
Al Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai erti menggantikan. Yang memperoleh darjat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap masanya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah swt untuk menjaga suatu wilayah di bumi ini. Dikatakan di bumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan darjat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.
5. An-Nuqaba’
An Nuqaba’ berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai erti ketua suatu kaum. Jumlah wali Nuqaba’ dalam setiap masanya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba’ itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahsia yang tersembunyi di hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang watak dan nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau ahli jejak dari Mesir mampu mengungkap rahsia seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahsia seseorang kepada seorang waliNya?
6. An-Nujaba’
An Nujaba’ berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai erti bangsa yang mulia. Wali Nujaba’ pada umumnya selalu disukai orang. Dimana sahaja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahawa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi darjatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari lapan orang.
7. Al-Hawariyun
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai erti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh sabda Nabi: “Setiap Nabi mempunyai Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”. Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, kerana beliau tahu hanya Zubair sahaja yang meraih darjat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
8. Al-Rajbiyun
Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya pada bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada. Selanjutnya keadaan mereka kembali biasa seperti semula. Setiap masa, jumlah mereka hanya ada empat puluh orang sahaja. Para wali Rajbiyun ini berpecah di berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal, tapi kebanyakannya tidak.
Disebutkan bahawa ada sebahagian orang dari Wali Rajbiyun yang dapat melihat hati orang-orang Syiah melalui kasyaf. Ada dua orang Syiah yang mengaku sebagai Ahlu Sunnah dihadapan seorang wali Rajbiyun. Lalu keduanya diusir, kerana wali Rajbiyun itu melihat keduanya berupa dua ekor babi, sebab keduanya membenci Abu Bakar, Umar dan sahabat-sahabat lain. Keduanya hanya mencintai Ali dan sejumlah sahabatnya. Ketika keduanya bertanya padanya, maka si wali tersebut berkata: “Aku lihat kamu berdua berupa dua ekor babi, kerana kamu menganut mazhab Syiah dan membenci para sahabat Nabi”. Ketika berita itu disedari kebenarannya oleh keduanya, maka keduanya mengaku benar dan segera memohon ampun kepada Allah. Demikianlah secebis kisah kasyaf seorang wali Rajbiyun.
Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya berlangsung di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka kembali seperti semula.
9. Al-Khatamiyun
Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang mempunyai erti penutup atau penghabisan. Maksudnya darjat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali. Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada darjat kewalian umat Muhammad yang lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa, iaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.
Di antaranya, ada para Wali yang hatinya seperti Nabi Adam as. Jumlah mereka hanya tiga ratus orang. Sabda Nabi saw: “Mereka berhati seperti hati Adam as”. Mereka diberi anugerah tersendiri oleh Allah swt. Syeikh Muhyidin berkata: “Jumlah wali jenis ini bukan hanya tiga ratus orang saja dikalangan umatnya, tetapi ada juga dikalangan umat-umat lain. Tentang keberadaan mereka hanya dapat diketahui secara kasyaf. Setiap masanya dunia tidak pernah kosong dari keberadaan mereka. Mereka mempunyai budi pekerti Ilahi, mereka amat dekat disisi Allah. Doa mereka selalu diterima oleh Allah.
Mereka senang dengan doa: “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami suka menganiaya diri kami. Jika Engkau tidak berkenan memberi ampunan dan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang rugi”. Di antara mereka ada pula yang berhati seperti hati Nabi Nuh as. Jumlah mereka hanya empat puluh orang di setiap zamannya. Hati mereka seperti hatinya Nabi Nuh as. Beliau adalah Nabi dan Rasul pertama. Mereka suka berdoa, seperti doa Nabi Nuh as yang ertinya: “TuhanKu, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sesiapa sahaja dari orang beriman, lelaki ataupun wanita yang masuk ke dalam rumahku dan jangan Engkau tambahkan bagi orang-orang yang berbuat aniaya kecuali kebinasaan”. Tingkatan wali dari jenis ini sukar diraih orang, sebab ciri khas mereka sangat keras dalam menegakkan agama, seperti sifat Nabi Nuh as. Mereka selalu memperhatikan sabda Nabi saw yang ertinya: “Barangsiapa yang beribadah selama empat puluh hari dengan penuh ikhlas, maka akan terpancar ilmu hakikat dari lubuk hatinya ke lidahnya”.
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Nabi Ibrahim. Jumlah wali jenis ini hanya ada tujuh orang dalam setiap zamamnya. Rasulullah saw pernah menceritakan tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka suka dengan doa
Nabi Ibrahim as yang ertinya: “Tuhanku, berikan kepadaku kebijaksanaan, dan ikutkan aku kepada orang-orang salih”. Mereka diberi keistimewaan yang luar biasa, hati mereka dibersihkan dari rasa ragu, rasa dengki dan rasa buruk sangka terhadap Khalik maupun makhluk, mereka terlindung dari sebarang perbuatan buruk. Syeikh Muhyiddin berkata: “Aku pernah menemui salah seorang dari jenis wali tersebut, aku kagum dengan kemuliaan budi pekertinya, luas pengetahuannya dan kesucian hatinya, sampai aku beranggapan bahwa kesenangan syurga telah dipercepatkan baginya”. Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Jibril. Jumlah wali jenis ini hanya ada lima orang sahaja dalam setiap zamannya. Rasulullah saw pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka diberi kekuatan seperti yang diberikan kepada malaikat Jibril yang amat kuat.
Di hari kiamat kelak, mereka akan dikumpulkan dengan malaikat Jibril. Dan malaikat Jibril senantiasa membantu rohani mereka, sehingga mereka selalu terpimpin. Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Mikail as. Jumlah mereka hanya ada tiga orang sahaja dalam setiap masanya. Keistimewaan mereka suka berlemahlembut terhadap semua orang, dan mereka diberi kekuatan seperti Malaikat Mikail. Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Israfil. Jumlah mereka hanya ada satu orang sahaja dalam setiap zamann. Nabi saw pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Menurut pengamatan kami,Syeikh Abu Yazid Al Bustami termasuk salah seorang dari jenis wali ini. Termasuk juga Nabi Isa as. Syeikh Al Muhyiddin berkata: “Di antara tokoh-tokoh sufi ada yang diberi hati seperti hati Nabi Isa, kedudukan mereka sangat tinggi di sisi Allah swt”. Di antaranya pula ada yang diberi hati seperti hati Nabi Daud as. Jumlah mereka di setiap masa hanya terbatas beberapa orang saja. Mereka diberi berbagai keistimewaan, kedudukan tinggi di dunia dan ketebalan iman.
10. Rijalul Ghaib
Di antaranya pula ada yang diberi pangkat Rijalul Ghaib atau manusia-manusia misteri. Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap masa. Mereka orang-orang yang selalu khusyu’, mereka tidak berbicara kecuali dengan perlahan atau berbisik, kerana mereka merasa bahwa Allah swt selalu mengawasi mereka. Mereka sangat misteri, sehingga keberadaan mereka tidak banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka selalu rendah hati, malu dan mereka tidak banyak mementingkan kesenangan dunia. Boleh dikata segala tindak tanduk mereka selalu misteri. Di antaranya pula ada yang selalu menegakkan agama Allah. Jumlah mereka hanya lapan belas orang di setiap masa. Ciri khas mereka adalah selalu menegakkan hukum-hukum Allah. Dan mereka bersikap keras terhadap segala penyimpangan.
Syeikh Abu Madyan termasuk salah seorang di antara mereka. Beliau berkata kepada murid-muridnya: “Tampilkan kepada manusia tanda redha kamu sebagaimana kamu menampilkan rasa ketidaksenangan kamu, dan perlihatkan
kepada manusia segala nikmat yang diberikan Allah, baik yang zahiriyah mahupun batiniyah seperti yang dianjurkan Allah dalam firmanNya berikut:
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya sebagai tanda bersyukur”26
26 Surah Adh Dhuha: 11
11. Rijalul Quwwatul Ilahiyah
Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah ertinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya lapan orang sahaja di setiap zaman. Wali jenis ini mempunyai keistimewaan, iaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka memperkecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Beliau dikenal sebagai seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah. Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman. Meskipun watak mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.
12. Rijalul Hanani Wal Athfil Ilahi
Di antaranya pula ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi ertinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir mahupun yang mukmin. Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.
13. Rijalul Haibah Wal Jalal
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Haibah Wal Jalali. Jumlah mereka hanya empat orang di setiap masa. Jenis wali tingkatan ini dikenal sebagai orang-orang yang hebat dan mengkagumkan, meskipun sifat mereka lemah lembut, tetapi orang-orang yang menemui mereka akan tunduk. Mereka tidak dikenal di bumi, tapi mereka adalah orang-orang yang dikenal di langit. Di antara mereka ada yang mempunyai hati seperti Nabi Muhammad saw, ada pula yang mempunyai hati seperti Nabi Syuaib, Nabi Salleh dan Nabi Hud. Sayyid Muhyiddin berkata: “Aku pernah menemui wali golongan ini di kota Damsyik”.
14. Rijalul Fathi
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Fathi. Ertinya rahsia-rahsia Allah swt selalu terbuka bagi mereka. Jumlah mereka hanya ada 24 orang di setiap masanya. Jumlah mereka sama dengan bilangan jam, yaitu 24 orang. Meskipun demikian, mereka tidak pernah berkumpul di satu tempat dalam jumlah sebanyak itu. Adanya mereka menyebabkan terbukanya pintu-pintu pengetahuan, baik yang nyata mahupun yang rahsia.
15. Rijalul Ma’arij Al’-‘Ula
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam kelompok Rijalul Ma’arij Al ‘Ula. Jumlah mereka hanya tujuh orang di setiap masa. Mereka termasuk wali-wali tingkatan tinggi, hamper setiap saatnya mereka naik ke alam malakut, mereka adalah orang-orang pilihan.
16. Rijalu Tahtil Asfal
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalu Tahtil Asfal, iaitu mereka yang berada di alam terbawah di bumi. Jumlah mereka tidak lebih dari 21 orang di setiap masa. Ciri khas wali ini, hati mereka selalu hadir di hadapan Allah.
17. Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kaun
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, iaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga orang di setiap masa. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada manusia. Pokoknya, adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah kepada makhlukNya.
18. Ilahiyun Rahmaniyun
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyun, iaitu manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka ini hanya tiga orang di setiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal, meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji firman-firman Allah.
19. Rijalul Istithaalah
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Istithaalah, iaitu manusia-manusia yang selalu mendapat pertolongan Allah. Jumlah mereka hanya seorang dalam setiap masa. Yang termasuk kelompok ini adalah Syeikh Abdul Qadir Jilani. Mereka selalu menolong manusia dan mereka sangat ditakuti.
20. Rijalul Ghina Billah
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Ghina Billah, iaitu orang-orang yang tidak memerlukan kepada manusia sedikit pun. Jumlah mereka hanya dua orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat siraman rohani dari alam malakut, sehingga kelompok ini tidak memerlukan kepada bantuan sesiapa pun, selain bantuan Allah.
21. Rijalu ‘Ainut Tahkim Waz Zawaid
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalu ‘Ainut Tahkim Waz Zawaid. Jumlah mereka hanya sepuluh orang di setiap zamannya. Mereka senantiasa meningkatkan keyakinannya terhadap masalah-masalah yang ghaib. Seluruh hidup mereka terlihat aktif di semua aktivitas ibadah.
22. Rijalul Isytiqaq
Diantaranya pula ada yang termasuk dalam golongan RijalulIsytiqaq, iaitu mereka yang selalu rindu kepada Allah. Jumlah mereka hanya lima orang di setiap zamannya. Kegemaran mereka hanya memperbanyakkan solat di siang hari dan di malam hari.
23. Al-Mulamatiyah
Di antaranya, ada yang termasuk dalam golongan Al Mulamatiyah. Mereka tergolong dari wali darjat yang tinggi, pimpinan tertingginya adalah Nabi Muhammad saw. Mereka sangat berhati-hati dalam melaksanakan syariat Islam. Segala sesuatu mereka tempatkan di tempatnya yang tepat. Tindak tanduk mereka selalu didasari rasa takut dan hormat kepada Allah. Sudah tentu keberadaan mereka sangat diperlukan, meskipun mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat, tetapi ada kalanya pula jumlah mereka berkurangan.
24. Al-Fuqara’
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan AlFuqara’. Jumlah mereka ada kalanya meningkat dan ada kalanya berkurangan. Ciri khas mereka ini selalu merendahkan diri. Mereka merasa rendah di hadapan Allah.
25. As-Sufiyyah
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam kelompok As Sufiyyah. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya membesar dan ada kalanya pula berkurangan. Mereka dikenal sebagai wali yang amat luhur budi pekertinya. Mereka selalu menghias diri mereka dengan kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan ketinggian budi pekerti mereka.
26. Al-‘Ibaad
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al ‘Ibaad. Mereka dikenali sebagai orang-orang yang suka beribadah. Pokoknya, ibadah merupakan kegiatan mereka sehari-hari, mereka suka mengasingkan diri di gunung-gunung, di lembah-lembah dan di pantai-pantai. Di antara mereka ada yang mahu bekerja, tetapi kebanyakan dari mereka meninggalkan semua kegiatan duniawi. Puasa sepanjang masa dan beribadah di malam hari merupakan syiar mereka. Sebab, menurut mereka dunia ini adalah tempat untuk menyuburkan amal-amal di akhirat. Abu Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan ini. Biasanya jika ia merasa letih ketika beribadah di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya seraya berkata: “Kamu berdua lebih pantas dipukul dari binatang ternakanku”.
27. Az-Zuhaad
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Az Zuhaad. Mereka termasuk orang-orang yang suka meninggalkan kesenangan duniawi. Mereka mempunyai harta, tetapi mereka tidak pernah menikmatinya sedikitpun, sebab, seluruh hartanya mereka nafkahkan pada jalan Allah. Sayyid Muhyiddin berkata: “Di antara bapa saudaraku ada yang tergolong dari wali tingkatan ini”. Disebutkan bahawa Syeikh Abdullah At Tunisi, seorang ahli ibadah di masanya, ia dikenal sebagai salah seorang wali Az Zuhad. Pada suatu hari, penguasa kota Tilmasan menghampiri tempat Syeikh Abdullah seraya berkata kepadanya: “Wahai Syeikh Abdullah, apakah aku boleh solat dengan pakaian kebesaranku ini?” Mendengar pertanyaan itu, Syeikh Abdullah tertawa. Tanya si penguasa: “Mengapa engkau tertawa, wahai Syeikh? Jawab Syeikh Abdullah: “Aku tertawa kerana lucunya pertanyaanmu tadi, sebab mengapa engkau bertanya kepadaku seperti itu, padahal pakaianmu dan makananmu dari harta yang haram?” Mendengar jawaban Syeikh Abdullah seperti itu, maka si penguasa menangis dan menyatakan taubatnya kepada Syeikh, selanjutnya ia meninggalkan kekuasaannya demi untuk mengabdikan diri kepada Syeikh Abdullah, sehingga beliau berkata: “Mintalah doa kepada Yahya Bin Yafan, sesungguhnya ia adalah seorang penguasa dan seorang ahli zuhud, andaikata aku diuji sepertinya, mungkin aku tidak dapat melaksanakannya”.
28. Rijalul Maa’i
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Rijalul Maa’i. Mereka adalah para wali yang senantiasa beribadah di pinggir-pinggir laut dan sungai. Mereka tidak banyak dikenal, kerana mereka suka mengasingkan diri. Disebutkan, bahwa Syeikh Abu Saud Asy Syibli pernah berada di pinggir sungai Dajlah di Baghdad. Ketika hatinya bergerak: “Apakah ada di antara hamba-hamba Allah yang beribadah di dalam air?” Tiba-tiba ada seorang yang muncul dari dalam air seraya berkata: “Ada, wahai Abu Saud. Di antara hamba-hamba Allah ada juga yang beribadah di dalam air dan aku termasuk di antara mereka. Aku berasal dari negeri Takrit, aku sengaja keluar, kerana beberapa hari mendatang akan terjadi musibah di negeri Baghdad”. Kemudian ia menghilang ke dalam air. Kata Abu Saud: “Ternyata tidak lebih dari lima belas hari musibah memang terjadi.”
29. Al-Afrad
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Afrad. Mereka termasuk wali-wali berkedudukan tinggi. Di antara mereka adalah Syeikh Muhammad Al ‘Awani, sahabat karib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Mereka ini jarang dikenal manusia awam, kerana kedudukan mereka terlalu tinggi. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat dan ada kalanya pula berkurangan.
30. Al-Umana’
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Umana’ artinya orang-orang yang dapat diberikan kepercayaan. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, sepertimana yang disebutkan oleh Nabi saw: “Abu Ubaidah adalah orang yang paling dapat diberi kepercayaan di antara umat ini”. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka jarang dikenal manusia, kerana mereka tidak pernah menonjol ditengah masyarakatnya.
31. Al-Qurra’
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Qurra’. Mereka ahli membaca Al Quran. Menurut sebuah hadis, wali-wali ini termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah, kerana mereka ahli Al Quran. Dan mereka harus dimuliakan. Syeikh Sahal Bin Abdullah At Tusturi termasuk di antara mereka.
32. Al-Ahbab
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Ahbab, iaitu orang-orang yang dikasihi. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat, adakalanya pula berkurangan. Mereka mencapai tingkatan ini disebabkan mereka melaksanakan segala ibadah dan takarrub kerana cinta kepada Allah. Ibadah yang didasari cinta, lebih baik dari ibadah yang berharap pahala dan syurga. Maka sebagai imbalan baik bagi mereka, mereka mendapat kasih sayang Allah yang luar biasa.
33. Al-Muhaddathun
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Muhaddathun, iaitu orang-orang yang selalu diberi ilham oleh Allah. Menurut hadits Nabi, ada sebahagian dari umatku yang diberi ilham dari Allah. Maka Umar Bin Al Khattab termasuk salah satu dari mereka. Sayyid Muhyiddin Ibnu Arabi ra berkata: “Di zaman kami ada pula wali-wali Al Muhaddathun, di antaranya adalah Abul Abbas Al Khasyab dan Abu Zakariya Al Baha-i”. Para wali yang tergolong dalam golongan ini senantiasa mendapat bisikan-bisikan rohani dari penduduk alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat menembus alam arwah atau alam malakut.
34. Al-Akhilla’
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Akhilla’. Mereka adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebab segala ibadah yang mereka lakukan selalu didasari cinta kepada Allah. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat dan adakalanya berkurangan.
35. As-Samra’
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan As Samra’. Erti kata As Samra’ adalah berkulit hitam manis. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka termasuk orang-orang yang senantiasa berdialog dengan Allah, sebab hati mereka selalu dipenuhi rasa ketuhanan yang tiada taranya.
36. Al-Wirathah
Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam golongan Al Wirathah, iaitu mereka yang mendapat warisan dari Allah. Mereka adalah para ulama, pewaris para Nabi. Kelompok ini termasuk orang-orang yang gemar beribadah sampai melebihi dari batas kemampuannya. Mereka suka mengasingkan diri di tempat-tempat terpencil demi untuk memenuhi kecintaannya kepada Allah.
CERITA TENTANG WALI-WALI ALLAH
Kisah Wali Allah yang Solat Di Atas Air
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka. Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terumbangambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air. Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini? “Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.” Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?” Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.” Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.” Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut. Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu. Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?” Wali Allah itu berkata, “Saya ialah Awais Al-Qarni.” Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.” WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?” Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah swt agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang. Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal.
KARAMAH
Karamah merupakan perkara luar biasa yang berlaku ke atas ulama atau wali Allah. Mereka adalah golongan insan yang beriman dan beramal soleh, ikhlas dalam perkataan, perbuatan serta menjadikan seluruh kehidupan mereka hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Para kekasih Allah sangat menumpukan seluruh perhatiannya kepada Allah dan Allah pun senantiasa memperhatikannya bahkan menjadikan insan soleh tersebut lebih dekat kepadaNya. Karamah berlaku sepanjang zaman sejak dahulu hingga ke hari ini. Begitu halnya dari kalangan para sahabat, ramai memiliki karamah atau kelebihan yang luar biasa. Mereka beriman dengan kejernihan kalbu, kecintaan terhadap Allah dan RasulNya melebihi segala-galanya bahkan kasih sayang mereka terhadap orang mukmin sangat mendalam, sehingga akhirnya mereka memperoleh darjat yang tinggi.
PENGERTIAN KARAMAH
Karamah berasal dari kata Ikraam yang mempunyai erti penghargaan dan pemberian. Allah mengurniakan wali-waliNya berbagai kejadian luar biasa atau yang biasa disebut karamah. Hal itu diberikan kepada mereka sebagai rahmat dari Allah dan bukan kerana hak mereka. Karamah biasa disebut sebagai kejadian yang luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang selalu meningkatkan taraf ibadahnya dan ketaatannya. Karamah itu diberikan sebagai suatu pembekalan ilmu atau sebagai ujian bagi seorang wali. Dan karamah boleh terjadi tanpa sebab dan tanpa adanya tentangan dari orang lain.
PENJELASAN TENTANG KEJADIAN-KEJADIAN LUAR BIASA
Allah telah menganugerahkan kepada manusia khusus dan awam 8 perkara luar biasa yang mencarit adat yang boleh berlaku ke atas manusia. Perkara luar biasa itu bolehlah dibahagikan kepada 2 bahagian iaitu, 4 perkara yang dipuji dan 4 perkara yang dikeji dan menyalahi ajaran Islam. Ramai daripada kalangan orang Islam sendiri yang terkeliru tentang konsep dan perbezaan perkaraperkara tersebut, kadang-kala masyarakat tidak dapat membezakan yang mana baik dan yang mana mesti dijauhi. Bagi menjelaskan kekeliruan itu maka dijelaskan serba ringkas tentang perkara-perkara tersebut, agar kita semua dapat membuat penilaian dengan sebaik-baiknya.
Mukjizat
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi atau rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya.
Karamah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang hamba yang salih atau wali, dan ia tidak mengaku sebagai seorang nabi atau rasul.
Ma’unah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada sebagian orang awam untuk melepaskan dirinya dari kesulitan.
Ihaanah
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang pembohong yang mengaku sebagai nabi, seperti yang pernah diberikan kepada Musailamah Al Kadzab. Ia pernah meludah di sebuah sumur dengan harapan agar airnya bertambah banyak, tetapi pada kenyataannya airnya mengering, dan ia pernah meludah pada mata seorang yang juling, agar matanya sembuh, tetapi pada kenyataannya mata orang itu menjadi buta.
Istidraj
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada orang fasik yang mengaku sebagai wakil Tuhan dengan mengemukakan berbagai dalil untuk menguatkan kebohongannya.Menurut Ijma’, biasanya seorang yang mengaku sebagai nabi, maka ia tidak akan diberi kejadian luar biasa.
Irhaas
Kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi meskipun ia belum diutus, seperti adanya naungan awan bagi Rasulullah saw di masa kecilnya.
Sihir
Suatu cara yang dapat menampilkan berbagai perbuatan yang aneh bagi yang tidak mengerti seluk beluknya, tetapi seluk beluknya itu dapat dipelajari.
Sya’wazah
Kejadian luar biasa yang biasa timbul di tangan seseorang, sehingga menimbulkan pesona bagi yang melihatnya meskipun kejadian itu tidak terjadi.
PERBEZAAN ANTARA KARAMAH DAN ISTIDRAJ
Seseorang yang menginginkan sesuatu, kemudian Allah memberinya, maka pemberian itu tidak menunjukkan bahawa orang itu mempunyai kedudukan mulia di sisi Allah, baik pemberian itu bersifat biasa ataupun tidak. Kemungkinan pemberian itu merupakan anugerah dari Allah, tetapi kemungkinan pula merupakan istidraj, iaitu pemberian sebagai ujian.
Al Istidraj mempunyai beberapa nama atau istilah yang berbagai:
1. Adakalanya seseorang dikabulkan segala permintaannya agar ia makin bertambah ingkar dan sesat dan pada akhirnya ia akan dimatikan dalam keadaan kafir. Hal itu seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
“Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan ) dengan cara yang tidak mereka ketahui”.27
27 Surah Al-Qalam :44
2. Makar:
Dalam Al Qur’an disebutkan:
“Maka tidak ada yang terhindar dari tipu daya Allah kecuali orang yang rugi”. 28
Allah berfirman:
“Dan mereka berbuat tipu daya, maka Allah membalas mereka dengan tipu daya yang serupa dan Dia sebaik-baik yang membuat balasan”29
28 Surah Al-‘Araf: 99
29 Surah Ali ‘Imran: 54
3. Al Kaid artinya tipu daya:
Dalam firman Allah disebutkan:
“Mereka berusaha menipu Allah, padahal Allah yang menipu mereka”30
Allah berfirman: “Mereka akan menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, tetapi mereka tidak merasakannya”.31
30 Surah An-Nisaa’:142
31 Surah Al-Baqarah: 9
4. Imla’ mempunyai arti memberi tangguh:
Firman Allah: “Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira bahawa pemberian tangguh bagi mereka itu memberi kebaikan bagi mereka, tetapi hal itu terjadi agar mereka makin bertambah dosa-dosanya”32
32 Surah Ali ‘Imran: 178
5. Al Ihlak mempunyai arti kebinasaan:
Allah berfirman: “Sampai ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, maka Kami siksa mereka dengan cara yang mendadak”33. Allah berfirman: “Firaun dan bala tentaranya menyombongkan diri di permukaan bumi tanpa alasan yang dibenarkan, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan kembali kepada Kami, maka Kami menyiksanya dan bala tentaranya, kemudian Kami menenggelamkan mereka di dalam laut”34
33 Surah Al-‘Anam: 44
34 Surah Al-Qisas: 33
Dari ayat-ayat di atas, dapat kami simpulkan bahwa antara karamah dan istidraj ada perbezaan. Seorang yang diberi karamah tidak pernah merasa senang atas pemberian itu, bahkan ia makin bertambah takut kepada Allah, sebab ia takut kalau pemberian karamah itu merupakan ujian atau merupakan istidraj. Lain halnya dengan seorang yang diberi istidraj. Ia makin maharajalela, kerana ia mendapat anugerah dan ia pun tidak takut disiksa. Adapun kalau seseorang bergembira ketika ia diberi karamah, maka ia termasuk orang yang melanggar. Ini disebabkan oleh beberapa perkara antaranya :-
• Jika seorang diberi karamah, lalu ia bergembira, maka ia termasuk orang yang menyimpang, kerana ia merasa berhak untuk mendapatkan anugerah semacam itu disebabkan amal kebajikannya.
• Karamah adalah sesuatu yang di luar kebiasaan Sunnatullah. Seorang yang diberi karamah, kemudian ia terlalu bangga dengan karamah yang diperolehinya, bererti ia telah melanggar dan telah menyimpang dari kebenaran.
• Seseorang yang berkeyakinan, bahwa ia berhak mendapat karamah kerana amal kebajikannya, maka boleh dikatakan bahawa ia seorang yang bodoh. Seharusnya ia merasa bahawa semua amal ibadah yang ia kerjakan merupakan kewajipan baginya terhadap hak Allah. Seharusnya ia selalu merasa kurang pengabdiannya kepada Tuhannya, tetapi kalau ia merasa puas, maka ia termasuk orang yang bodoh.
• Seseorang yang diberi karamah, seharusnya ia merasa bahwa karamah yang diberikan kepadanya hanya untuk menundukkan dirinya makin rendah dihadapan Allah. Bila seseorang berlaku sebaliknya, maka sudah jelas orang itu mirip dengan Iblis yang merasa sombong atas kemuliaan yang diberikan kepada dirinya.
• Karamah itu adakalanya tidak menyebabkan seseorang menjadi mulia. Seseorang yang bangga ketika mendapat karamah, maka ia terlalu membesarkan sesuatu yang
biasa. Seseorang yang membesarkan sesuatu yang biasa, maka ia sama dengan berbuat sesuatu yang sia-sia. Demikian pula, seorang wali yang bangga dengan karamah, maka ia termasuk seorang yang rendah kedudukannya.
• Seseorang yang sombong diri kerana kedudukannya, ia sama seperti Iblis dan Firaun. Nabi saw bersabda: “Ada tiga perkara yang menyebabkan kebinasaan seseorang. Yang terakhir adalah seorang yang membanggakan kedudukan peribadinya”.
• Allah berfirman: “Maka terimalah apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah engkau orang-orang yang berterima kasih. Dan sembahlah Tuhanmu sampai engkau didatangi kematian”. Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mendapat kurnia dari Allah, hendaknya ia selalu rajin menyembah Allah dan mensyukuri semua nikmat yang ia terima, bukannya makin bertambah ingkar.
• Ketika Nabi saw diberi pilihan untuk memilih, apakah beliau ingin dijadikan sebagai seorang penguasa dan seorang Nabi, ataukah beliau ingin dijadikan seorang
hamba dan seorang Nabi, maka beliau memilih pilihan yang kedua. Kerana itu nama beliau selalu disebut di dalam tasyahud setiap muslim dalam ucapan: “Wa asyhadu anna Muhammadan abduhu war rasuluh”.
• Seseorang yang selalu bergaul akrab dengan makhluk, maka ia tidak terlalu akrab bergaul dengan Khaliknya.
• Seseorang yang tidak takut dan tidak bertawakkal kepada Allah sudah tentu ia tidak akan menjadi wali, apa lagi kalau ia selalu menyandarkan hidupnya kepada dirinya atau kepada orang lain. Jika seseorang dapat mendatangkan satu perbuatan atau kejadian yang luar biasa, pasti ia akan mengikutinya dengan pengakuan bagi dirinya, tetapi ada juga yang tidak. Bagi mereka yang dapat mengikuti dengan pengakuan bagi dirinya dan dapat mendatangkan sesuatu perbuatan atau kejadian
yang luar biasa, adakalanya ia mengaku sebagai Tuhan, atau sebagai Nabi, atau sebagai wali, atau sebagai ahli sihir. Dalam perkara ini dapat kita bahagikan kepada empat bahagian :-
a. Ada yang mengaku sebagai Tuhan:
Ada kalanya orang yang dapat mendatangkan suatu perbuatan atau kejadian yang luar biasa, maka ia mengaku sebagai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh
Firaun dan yang akan dilakukan oleh Dajjal. Dalam keadaan seperti, ini sudah jelas, bahawa perbuatan orang itu adalah batil.
b. Ada pula yang mengaku sebagai Nabi:
Ini boleh berlaku pada dua kemungkinan, iaitu adakalanya pengakuannya itu benar, tetapi adakalanya pengakuannya itu bohong. Jika pengakuannya itu memang benar dan ia benar-benar nabi, maka ia harus mampu untuk menunjukkan bukti kenabiannya, tetapi jika ia tidak mampu menunjukkan buktinya, maka ia adalah seorang pembohong.
c. Ada yang mengaku sebagai seorang wali:
Dalam keadaan seperti ini ada yang boleh melakukannya, tetapi ada pula yang tidak mampu.
d. Ada yang mengaku sebagai ahli sihir:
Dalam situasi seperti ini ada kalanya orang-orangnya dapat membuktikan kepandaiannya, tetapi kaum Mutazilah menolak pendapat ini. Seseorang yang dapat mendatangkan perbuatan atau kejadian yang luar biasa tanpa pengakuan bagi dirinya, adakalanya ia seorang wali yang diredhai oleh Allah, tetapi adakalanya pula ia seorang fasik yang banyak dosanya. Ada pula yang dapat mendatangkan berbagai kejadian luar biasa, tetapi ia tidak termasuk orang yang taat kepada Allah,
bahkan orang itu selalu berbuat dosa dan maksiat. Kejadian luar biasa yang ia datangkan itu disebut Istidraj, iaitu kelebihan yang diberikan kepadanya, agar dosanya dan kejahatannya makin bertambah dan terus menerus, seperti yang diberikan kepada Iblis dan syaitan.
TUJUAN KARAMAH
1. Dapat menambah keyakinan kepada Allah.
2. Untuk menguatkan kepercayaan masyarakat kepada seorang wali, seperti yang terjadi pada masa-masa terdahulu. Berbeza halnya dengan masa-masa terakhir. Kaum salaf salih tidak pernah memerlukan karamah sedikit pun.
3. Adanya karamah merupakan bukti anugerah atau pangkat yang diberikan Allah kepada seorang wali, agar pengabdiannya tetap istiqamah.
DALIL-DALIL WUJUDNYA KARAMAH
Andaikata Allah swt tidak mahu memperlihatkan karamah bagi seorang mukmin, mungkin kerana Allah swt memang tidak ingin melakukannya, atau mungkin juga seorang mukmin itu memang belum pantas mendapatkan karamah. Adapun kemungkinan pertama, dapat memberi penilaian yang tidak baik terhadap takdir
Allah swt, tentunya hal itu dapat menyebabkan ingkar kepada Dzat Allah. Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah tak mungkin, sebab hal itu termasuk hal yang batil. Mengetahui Dzat Allah, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukumhukumNya, nama-namaNya, mencintaiNya, mentaatiNya dan senantiasa menyebutNya dan memujiNya, tentunya hal itu lebih mulia dari sekedar memberi se-potong roti, menundukkan seekor ular atau seekor singa.
Dalil dari Al-Quran
“Setiap kali Zakariya masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?”. Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa perhitungan”35
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makanlah, minumlah dan bersenang hatilah kamu”36
Siti Maryam bukanlah seorang nabi. Tentunya yang terjadi padanya, seperti yang tertera pada ayat di atas, bukanlah suatu mukjizat, tetapi suatu karamah.
“ Ashif Ibnu Barkhiya berkata: “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” 37
Seorang hamba yang salih yang bernama Ashif Ibnu Barkhiya mampu membawa singgasana Ratu Balqis dari Yaman ke Syam hanya dalam waktu sekelip mata. Padahal ia bukan seorang Nabi. Tentunya kemampuan luar biasa yang dimilikinya adalah karamah.
35 Surah Al Imran: 37
36 Surah Maryam : 25-26
37 Surah An Naml: 40
“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmatNya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah”38
“Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan sembilan tahun”39
Pemuda Ashabul Kahfi seramai tujuh orang berasal dari Syam. Mereka hidup setelah masa Nabi Isa. Kerana mereka takut kehilangan imannya, maka mereka bersembunyi di sebuah gua untuk sesaat, tetapi mereka ditidurkan oleh Allah selama 300 tahun. Setelah itu mereka dibangunkan kembali. Anehnya tubuh mereka tidak binasa dimakan masa, kerana itu para ulama berpendapat bahwa mereka adalah para wali bukan para nabi.
38 Surah Al Kahfi: 16-17
39 Surah Al Kahfi: 25
“Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut dan aku bertujuan merusaknya bahtera itu, kerana di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.”Dan adapun anak itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.”40
40 Surah Al Kahfi: 79
Dari Hadis Antara Karamah Umat Yang Terdahulu
Hadis Pertama
Dari Abdullah Ibnu Umar r.a, beliau berkata :
“Rasulullah saw pernah bersabda: “Ada tiga lelaki tergolong di antara orang-orang terdahulu. Pada suatu hari, ketika mereka berjalan di suatu hutan, maka mereka bermalam di suatu gua. Setelah mereka masuk ke dalam gua, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh tepat di permukaan gua itu dan menutupinya, sehingga mereka tidak dapat keluar. Kata salah seorang daripada mereka: “Tidak ada yang dapat menyelamatkan kamu, kecuali jika kamu berdoa kepada Allah dan bertawassul dengan perbuatan baik kamu.Salah seorang di antara mereka berkata: “Dahulu aku
mempunyai ibu bapa yang telah lanjut usia, dan aku tidak pernah makan malam sebelum mereka makan. Pada suatu hari, keduanya sudah tidur ketika aku datang membawa segelas air susu. Aku tidak ingin membangunka mereka. Aku menjaga keduanya semalaman tanpa makan dan minum, dan aku tetap memegang
gelas susu itu hingga pagi. Ketika keduanya bangun, barulah kuberikan air susu itu. Ya Allah, jika amalan salihku yang satu itu benar-benar ikhlas untukMu, maka bebaskan kami dari batu besar ini”. Dengan izin Allah, batu itu bergeser sedikit dari mulut gua,tetapi mereka masih belum dapat keluar. Selanjutnya, orang yang kedua berkata: “Dahulu, anak saudaraku termasuk orang yang paling aku cintai, aku selalu menggodanya, agar ia cinta kepadaku, tetapi ia selalu menolak.
Pada suatu ketika, ia datang kepadaku dan minta bantuan wang. Aku ingin membantunya, asalkan ia ingin bercinta denganku. Ia bersetuju dengan permintaanku kerana terpaksa. Ketika aku hendak memperkosanya, maka ia berkata: “Sebenarnya engkau tidak boleh memecahkan keperawananku, kecuali dengan cara yang sah”. Maka aku segera meninggalkannya dan aku tidak minta kembali wangku. Ya Allah, jika Engkau tahu, bahwa perbuatanku itu keranaMu, maka selamatkanlah kami dari batu besar ini”. Dengan izin Allah batu besar itu bergeser sedikit, tetapi mereka belum dapat keluar.
Selanjutnya orang yang ketiga berkata: “Dahulu aku mempunyai banyak pegawai, aku selalu memberi upah mereka tepat pada waktunya, dan aku tidak pernah merugikan mereka. Pada suatu kali salah seorang pegawaiku meninggalkan tempatku tanpa meminta upahnya. Selanjutnya, upah itu aku kembangkan dan aku belikan binatang ternak serta lembu abdi. Setelah beberapa waktu binatang ternak itu berkembang menjadi besar. Sampai pada suatu waktu ia datang kepadaku untuk meminta upahnya. Kataku: “Semua binatang ternak dan lembu abdi yang kau lihat di lembah itu adalah upahmu”. Kata lelaki itu: “Wahai hamba Allah, apakah engkau mempermainkan aku”. Kataku: “Aku tidak mempermainkan kamu”. Maka ia membawa pergi semua binatang ternak dan para abdi itu. Ya Allah, jika perbuatanku benar-benar ikhlas keranaMu, maka bebaskanlah kami dari himpitan batu besar ini”.
Maka dengan izin Allah batu besar itu bergerak, sehingga ketiga orang itu dapat keluar dengan selamat.41
41 Hadis Hasan Sahih, Muttafaq Alaih
Hadis Kedua
Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah bersabda :
“Tidak ada seorang bayi yang dapat berbicara ketika masih dibuaian ibunya, kecuali tiga orang, iaitu Isa putra Maryam as, seorang bayi di masa Juraij An Nasik, dan seorang bayi lainnya. Tentang Isa putra Maryam, kamu telah mengetahui kisahnya.
Tentang Juraij, ia adalah seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil. Ia mempunyai seorang ibu. Juraij gemar ibadah. Ketika ibunya rindu kepadanya, maka ia memanggil nama Juraij. Tetapi Juraij tidak memenuhi panggilan ibunya, ia hanya berkata: “Ya Allah, apakah sebaiknya aku memenuhi panggilan ibuku, ataukah
aku meneruskan ibadahku?” Ibunya memanggilkannya sampai tiga kali, tetapi Juraij masih meneruskan ibadahnya tanpa memenuhi panggilannya. Maka ibunya kecewa, sehingga ia berdoa :
“Ya Allah, jangan Engkau matikan putraku itu sampai setelah Engkau menemukannya dengan seorang wanita pelacur”. Kebetulan di tempat itu, ada seorang wanita pelacur. Ia berkata: “Aku akan merayu Juraij sampai ia berbuat zina denganku”. Maka ia mendatangi Juraij dan merayunya, tetapi Juraij tidak mempedulikannya. Akhirnya wanita pelacur itu merayu seorang petani yang kebetulan bermalam di samping tempat ibadah Juraij, sampai ia hamil dari petani itu. Selanjutnya ia mendatangi Juraij sambil membawa anak haramnya dari si petani. Kemudian ia berkata kepada orang banyak: “Bayiku ini adalah dari hasil hubungan gelapku dengan Juraij”. Mendengar ucapan wanita pelacur itu, maka Bani Israil mendatangi tempat ibadah Juraij, kemudian mereka menhancurkannya dan merejam Juraij secara beramai-ramai. Maka Juraij melakukan solat dan ia berdoa. Kemudian ia menyentuh tubuh bayi itu dengan jari telunjuknya seraya berkata:
“Wahai anak bayi, siapa ayahmu?” Anak bayi itu berkata: “Ayahku adalah seorang petani”. Maka masyarakat Bani Israil menyesali perbuatannya terhadap Juraij dan mereka minta maaf kepadanya. Mereka berkata: “Kalau engkau mahu, kami akan
membangun kembali tempat ibadahmu dari emas atau perak, tetapi tawaran mereka ditolak, sehingga mereka membangunnya kembali seperti semula. Itulah kisah bayi yang dapat berbicara di masa Juraij.
Adapun kisah bayi yang lain, ada seorang wanita yang tengah menyusui anak bayinya. Ketika ada seorang pemuda tampan lewat di depannya, maka ibunya berkata: “Ya Allah, jadikan putraku ini seperti pemuda itu.” Maka dengan spontan bayinya berkata: “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti pemuda itu.” Selanjutnya ketika ada seorang wanita yang tertuduh mencuri dan berzina sedang lewat di depan ibunya, maka ia berkata: “Ya Allah, jangan Engkau jadikan putraku ini seperti wanita itu”. Maka bayinya berkata: “Ya Allah, jadikan aku sepertinya”. Maka
ibunya bertanya: “Mengapa engkau berdoa seperti itu?” Bayinya berkata: “Pemuda tampan yang lewat di sini tadi adalah seorang yang bengis dan kejam dan aku tidak ingin menjadi sepertinya. Adapun si wanita yang dituduh sebagai pencuri dan pelacur, sebenarnya ia bukan pencuri mahupun pelacur, dan ia hanya berkata: “Aku hanya pasrahkan diriku kepada Allah”.42
42 Hadis riwayat Bukhari dan Muslim
ANTARA KARAMAH UMAT NABI MUHAMMAD SAW.
Pertama
Dari Abu Saeed Al-Khudri, beliau berkata : “Pada suatu malam ketika Usaid ibnu Khudhair sedang membaca Al Qur’an di pekarangan rumahnya, tiba-tiba kudanya melonjak-lonjak, sampai ia menghentikan bacaannya. Kemudian ketika ia melanjutkan bacaannya lagi, anehnya, kudanya melonjak-lonjak lagi, sampai ia menghentikan bacaannya. Kata Usaid: “Maka aku takut kalau kudaku menginjak Yahya, putraku. Ketika aku berdiri, tiba-tiba aku lihat di atas kepalaku ada naungan cahaya dan ia membumbung ke atas lambat-lambat sampai menghilang dari pandanganku.
Kedua
Dari Aisyah r.a, beliau berkata :
“Abu Bakar Ash Shiddiq pernah memiliki dua puluh gantang buah kurma yang diberikan kepadaku. Ketika saat kematiannya tiba, maka ia berkata; “Wahai putriku, tidak seorang pun yang lebih kucintai dan lebih aku takuti kesusahannya darimu, dulu aku pernah berikan kepadamu dua puluh gantang buah kurma, kalau dulu telah engkau pakai, tentunya aku tak akan mempersoalkannya, tetapi pada hari ini harta itu akan jadi harta waris setelah aku tiada. Harta itu boleh engkau bagi dengan kedua saudara lelakimu dan kedua saudara perempuanmu, bagilah harta
waris itu menurut hukum Kitabullah.” Kata Aisyah: “Maka aku berkata: “Wahai ayah, kami tidak keberatan untuk membaginya, tetapi putrimu hanya Asma dan aku, maka siapakah putrimu yang lain?” Kata Abubakar: “Kini ia masih dalam perut ibunya,
yaitu Habibah binti Kharijah ibnu Zaid, kulihat, ia adalah perempuan.”
Setelah ia wafat, memang benar yang lahir adalah anak perempuan, ia diberi nama Ummu Kaltsum binti Abubakar.43
43 Hadis riwayat Malik dalam kitab Al-Muwatha’
BAGAIMANA TERJADINYA KARAMAH
Tingginya kemahuan seorang wali untuk mengabdikan dirinya kepada Allah, adakalanya menyebabkannya diberi karamah oleh Allah. Tetapi adakalanya juga tidak. Adapun pemberian karamah adalah agar seorang wali semakin menjaga dirinya, agar ia tidak salah langkah dan sikap terhadap Allah. Jiwa manusia, meskipun ia tetap satu, tetapi berbeza dalam pengkhususannya. Setiap jiwa mempunyai pengkhususan tersendiri yang tidak dimiliki oleh lainnya. Jadi pengkhususan masing-masingnya adalah fitrah. Jiwa para nabi mempunyai pengkhususan tersendiri yang mampu mengenal Allah dengan sepenuhnya dan mampu berbicara dengan para malaikat, kerana telah mendapat keizinan dari Allah. Pokoknya kemampuan mereka adalah kurniaan Ilahi dan bantuan Rabbani.44 Dalam hal ini, Ibnu Khaldun pernah berkata: “Jiwa para auliya’ mempunyai pengaruh yang erat dengan alam semesta dan hal itu merupakan bantuan dari Allah yang disesuaikan dengan kejernihan jiwa, kekuatan iman, keteguhan mereka dengan agama Allah, sehingga seorang wali tidak akan berbuat apapun, kecuali setelah mendapat perintah atau restu dari Allah. Kalau ada di antara mereka yang berbuat sesuatu tanpa izin dari Allah, maka karamahnya segera ditarik oleh Allah.”45
44 Mukaddimah Ibnu Khaldun, jilid III hal 1148
45 Mukaddimah Ibnu Khaldun jilid III hal 1148
JENIS-JENIS KARAMAH
1. Pemberian
Karamah jenis ini, termasuk karamah yang tertinggi, sebab terjadinya kerana pemberian Allah kepada seorang tanpa diminta lebih dulu.
2. Usaha Sendiri
Karamah jenis ini termasuk karamah yang diusahakan, misalnya terkabulnya sebuah doa seorang wali.
PEMBAHAGIAN KARAMAH
Pertama : Karamah Hissiyyah
Iaitu karamah yang dapat dirasa dan dilihat dengan mata, seperti dapat berjalan di atas air atau dapat terbang di udara.
Kedua : Karamah Ma’nawiyyah
Iaitu Istiqamahnya seseorang untuk mengabdi kepada Tuhannya, baik secara zahir maupun batin. Karamah macam ini banyak diharapkan para wali-wali Allah. Kata mereka: “Istiqamah lebih baik dari seribu karamah.”
Syeikh Abul Abbas Al Mursi pernah berkata: “Seorang wali besar, bukanlah seorang yang dapat memperdekatkan jarak yang jauh. Yang termasuk wali besar adalah seorang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya di hadapan Tuhannya.”46
Jika seorang wali hanya berharap mendapat karamah, maka wali itu tidak termasuk wali yang berperingkat tinggi. Ibnu Athaillah pernah berkata: “Kemahuan yang tinggi tidak sampai menembusi tembok-tembok takdir.”47 Maksud ucapan itu adalah karamah tidak akan bertentangan dengan ketetapan takdir. Sebab, semua yang terjadi di alam semesta, baik yang biasa mahupun yang luar biasa sumbernya dari takdir Allah swt. Pada umumnya, kemahuan seorang wali tidak akan bertentangan dengan takdir Allah.
Abu Hurairah menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Adakalanya seorang hina yang biasa ditolak bila mengetuk pintu orang, namun jika ia berdoa, pasti terkabul.”48
46 Lathaiful Minan
47 Syarah Al Hikam
48 Hadis riwayat Muslim
Di lain kesempatan Rasulullah saw bersabda:
“Takutlah kamu dengan firasat seorang mukmin, sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah.”49
49 Hadis riwayat Tirmidzi, Thabrani, Ibnu Adi dan An Najar di dalam kitab At Tarikh
CONTOH-CONTOH KARAMAH
1. Dapat Menghidupkan Mayat
Imam Taajus Subki memberi contoh karamah Abi Ubaid Al Busri. Beliau pernah berdoa kepada Allah agar kudanya yang mati ditengah medan perang dihidupkan kembali. Doa beliau terkabul dan kuda Abi Ubaid akhirnya hidup kembali.
Pernah Mifraj Ad Damamini berkata kepada anak burung yang telah dipanggang: “Terbanglah wahai burung dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul dan burung itu hidup kemudian terbang.
Syeikh Ahdal pernah memanggil kucing yang telah mati. Akhirnya kucing itu hidup dan datang kepada Syeikh Ahdal.
Syeikh Abdul Qadir Al Jailani pernah berkata kepada seekor ayam yang baru di makan dagingnya: “Hai ayam hiduplah kau dengan izin Zat yang dapat menghidupkan tulang belulang”.
Dengan izin Allah, tulang belulang tersebut berubah wujudnya menjadi ayam kembali.
Pernah Abi Yusuf Dahmani berkata kepada seorang mayat:
“Hai fulan, hiduplah dengan izin Allah”. Ucapan beliau terkabul sehingga mayat itu hidup kembali selama beberapa waktu.
Imam Subki pernah bercerita: “Aku pernah dengar kisah Syeikh Zainuddin Al Faruqy Asy Syafi’i, bahawa pada suatu hari ada seorang anak kecil jatuh dari atap rumahnya lalu mati. Ketika Syeikh Zainuddin melihat kejadian itu, beliau berdoa kepada Allah. Maka dengan izin Allah, anak kecil yang mati itu hidup kembali.
Selanjutnya Imam Subki berkata: “Sesungguhnya kejadian semacam itu tidak terhitung banyaknya. Dan aku yakin benar adanya karamah seperti itu. Hanya saja yang belum pernah kudengar adanya seorang wali yang dapat menghidupkan orang
mati yang telah lama atau yang sudah menjadi tulang belulang. Yang kami dengar hanyalah pada diri sebagian Nabi di zaman dulu.Dan itu pun merupakan suatu mukjizat baginya. Bukan termasuk jenis karamah. Yang mungkin terjadi pada diri seorang Nabi terdahulu adalah menghidupkan suatu kaum yang telah mati beberapa abad, kemudian mereka dihidupkan. Dengan izin Allah kaum itu hidup selama beberapa waktu. Yang tidak mungkin terjadi dimasa ini adalah adanya seorang wali yang menghidupkan Imam Syafi’i atau Abu Hanifah, kemudian keduanya dapat hidup lama dan bergaul dengan masyarakat seperti pada waktu sebelumnya.
2. Berbicara Dengan Orang Mati
Jenis karamah seperti ini lebih banyak dari jenis karamah di atas. Tentang hal ini Imam Subki memberi contoh karamah Syeikh Abu Said Al Kharaz dan karamahnya Syeikh Abdul Qadir Al Jailani. Dan kisah karamah ayahnya, Syeikh Taqiuddin As Subki.
3. Berubahnya Sesuatu Menjadi Bentuk Yang Lain
Jenis karamah ini pernah terjadi pada diri Syeikh Isa Al Hataar Al Yamani. Disebutkan bahawa ada seorang ingin menguji karamah Syeikh Isa Al Hattar. Ia menyuruh pelayannya membawa dua botol minuman keras kepada beliau. Setelah kedua botol itu diterima oleh Syeikh Isa, maka ia menuang isi kedua botol itu seraya berkata kepada sebilangan orang yang ada di sisinya: “Minumlah minyak samin ini”. Maka minuman keras yang ada di kedua botol itu berubah menjadi minyak samin yang rasanyaamat lazat. Kisah karamah jenis ini sering terjadi.
4. Jarak Jauh Menjadi Dekat:
Karamah seperti ini pernah terjadi pada diri seorang wali yang berada di Masjid kota Tursus (Turki). Wali tersebut pernahtergerak dalam hatinya ingin pergi ke Masjidil Haram, kemudian beliau memasukkan kepalanya dikantungnya lalu mengeluarkannya kembali. Maka dengan izin Allah, wali itu telah berada di Masjidil Haram . Kisah semacam ini pada umumnya dikisahkan secara berurutan dari orang-orang yang dapat dipercaya.
6. Berbicara Dengan Benda Dan Binatang:
Karamah seperti ini tidak dapat diragukan kewujudannya. Karamah ini pernah terjadi pada diri seorang Sufi yang bernama Ibrahim Bin Adham. Beliau pernah mendengar suara dari pohon delima yang minta dimakan. Ketika Ibrahim Bin Adham makan buahnya, tiba-tiba pohon itu bertambah tinggi dan buahnya yang masam berubah jadi manis, serta dapat menghasilkan dua kali setiap tahun.
7. Dapat Menyembuhkan Penyakit:
Karamah seperti ini pernah terjadi pada Syeikh Sirri As-Saqathi. Seorang pernah menemuinya ketika beliau sedang menyembuhkan orang yang sakit kusta dan buta. Syeikh Abdul Qadir Jailani pernah berkata kepada seorang anak yang sakit lumpuh, buta dan kusta: “Berdirilah engkau dengan izin Allah”. Dengan izin Allah, maka anak tersebut segera bangun tanpa suatu cacat pun.
8. Ditakuti binatang
Karamah seperti ini pernah terjadi pada diri Abu Said ibnu Abil Khair Al Maihani. Singa dan binatang yang lain takut kepadanya. Ada pula sebahagian wali yang dipatuhi segala benda seperti yang terjadi pada diri Syeikhul Islam Izzudin Ibnu Abdis Salam beliau pernah berkata kepada angin di waktu peperangan antara kaum Muslimin dan umat Nasrani: “Hai angin terbangkan musuh-musuh kami”. Dengan izin Allah kaum Nasrani diterbangkan angin dan dilempar ke tanah sampai binasa.
9. Waktu lebih cepat dan waktu lebih panjang
Karamah seperti ini sukar diterangkan kepada orang awam hanya saja orang terdahulu semuanya mempercayai akan terjadinya panjangan dan singkatnya waktu. Karamah seperti ini banyak terjadi.
11. Terkabulnya Segala Doa.
12. Dapat Menahan Lisan Seseorang Yang Sedang Berbicara.
13. Diberitahu Tentang Sesuatu Yang Akan Terjadi Dan Diperlihatkan Sesuatu Yang Tersembunyi.
15. Dapat Menahan Lapar dan Minum Dalam Waktu Yang Panjang.
16. Dapat Menjalankan Sesuatu Dengan Kehendaknya.
Karamah seperti ini banyak di alami oleh para wali. Diriwayatkan bahawa sebahagian wali ada yang diikuti oleh hujan. Salah seorang dari mereka bernama Syeikh Abul Abbas As Syatir, ia sering menjual hujan dengan harga beberapa dirham. Kisah semacam ini banyak terjadi, sehingga sukar untuk dimungkiri kewujudannya.
17. Mampu Untuk Makan Banyak
18. Terjaga Dari Makanan Yang Haram
Karamah seperti ini pernah terjadi pada seorang wali yang bernama Al Haritsul Muhasibi, iaitu ketika beliau mendengar suara dari makanan yang hendak dimakannya, bahawa makanan itu diperolehi dengan cara yang haram. Setelah beliau mengerti bahawa makanan itu adalah makanan haram, maka segera beliau meninggalkan makanan itu.
19. Dapat Melihat Dari Belakang Hijab:
Jenis karamah seperti ini pernah terjadi pada seorang wali yang bernama Abu Ishak As-Syirazi. Beliau dapat melihat Ka’bah sedangkan beliau berada di kota Baghdad.
20. Diberi Kehebatan Dan Kebesaran Peribadi
Adakalanya seorang wali diberi kehebatan peribadi yang dapat menyebabkan kematian orang tertentu ketika ia melihat diri wali tersebut. Hal ini pernah terjadi pada seorang pembesar yang mati ketika berhadapan dengan Abu Yazid Al Busthami. Adakalanya seorang yang berhadapan dengan seorang wali seperti ini, maka ia akan tunduk, bahkan akan mengakui apa sahaja yang tersembunyi dalam hatinya. Kejadian seperti ini banyak terjadi.
21. Diberi Perlindungan
Mendapat perlindungan Allah dari segala kejahatan yang akan menimpa. Bahkan kejahatan yang semula direncanakan itu akan berbalik jadi kebaikan. Hal ini terjadi pada diri Imam Syafi’I apabila beliau akan dihukum oleh khalifah Harun Rasyid, tetapi akhirnya dengan izin Allah beliau dibebaskan.
22. Dapat Berubah Bentuk
Karamah seperti ini dikenali di kalangan ahli Sufi dengan “Alamul Mithsal, iaitu antara alam yang nyata dan alam arwah. Orang yang yang mendapat karamah seperti ini dapat berubah bentuk dan berpindah tempat dengan bebas. Karamah seperti jenis ini pernah di alami oleh seorang wali yang bernama Qadhibul Bani. Orang yang tidak mengenal beliau akan menyangkanya tidak pernah melakukan solat dan ia membencinya. Pada suatu hari, ketika beliau dicela oleh seorang yang menyangkanya tidak pernah melakukan solat, di saat itu Allah memperlihatkan karamahnya, sehingga beliau dapat berubah dalam beberapa bentuk yang menunjukkan bahawa beliau sedang melakukan solat. Beliau bertanya : “Dalam gambaran atau bentuk manakah yang kamu lihat aku tidak solat?” Perkara serupa ini pernah terjadi pula pada seorang wali yang pernah dilihat oleh seorang ketika beliau sedang berwudhu di Masjid Sayufiah di Cairo. Orang itu menegur: “Hai orang tua, nampaknya cara kamu berwudhu itu tidak tertib”. Jawab si wali: “Aku tidak pernah berwudhu dengan cara yang tidak tertib. Hanya saja anda tidak dapat melihatku, kalau anda dapat melihat, pasti kamu akan melihat ini”. Beliau berkata demikian sambil memegang tangan orang itu, sampai ia dapat melihat Ka’bah, kemudian beliau membawanya ke Mekkah dan menetap di sana selama beberapa tahun.
23. Dibukakan Segala Sumber Kekayaan Bumi
Jenis karamah seperti ini pernah dialami oleh Abu Turab, ketika beliau menghentakkan kakinya ke bumi, maka Allah mengeluarkan air dari tanah itu. Kata Imam Subki: “Di antara jenis karamah seperti ini ialah terpancarnya sumber mata air di musim kemarau dan bumi tunduk pada seorang yang memukulkan kakinya ke bumi”. Pernah diceritakan bahawa ada seorang yang berjalan ke kota Mekkah untuk berhaji. Dalam perjalanan itu ia merasa haus sekali. Namun ia tidak mendapat seteguk air pun. Kemudian ia menemui seorang fakir yang bertongkat. Tepat di tempat itu terpancarlah sumber mata air yang dapat memberikan minuman kepada para jemaah haji yang sedang lewat di tempat itu. Semua jemaah haji yang lewat di tempat itu membekali dirinya dengan air yang terpancar di bawah tongkat si fakir.
24. Diberikan Kemampuan Untuk Mengarang Berpuluh-Puluh Karangan Dalam Masa yang Singkat
Biasanya pekerjaan seberat itu tidak mungkin dilaksanakan oleh seorang yang banyak disibukkan dalam pembahasan berbagai macam ilmu pengetahuan. Adakalanya untuk menulis sebuah karangan sahaja seorang akan menghabiskan seluruh umurnya. Apalagi akan menulis berpuluh-puluh buah karangan dalam waktu yang sangat singkat. Karamah semacam ini termasuk jenis karamah waktu dapat menjadi panjang. Jenis karamah ini pernah dialami oleh Imam Syafi’I Rahimullah. Beliau mampu mengarang berpuluh-puluh kitab, padahal sebenarnya waktunya tidak akan cukup untuk melakukan hal itu, disebabkan kesibukan beliau sehari-harinya untuk mengkhatamkan Al Qur’an setiap harinya dengan bacaan yang penuh oleh tadabbur dan di bulan Ramadhan pun beliau dapat mengkhatamkannya dua kali setiap harinya. Di samping itu, beliau juga disi-bukkan oleh banyaknya memperdalami ilmu pengetahuan, memberikan pelajaran, berzikir dan banyaknya penyakit yang dialaminya. Dalam suatu riwayat dikatakan bahawa beliau menderita tiga puluh macam penyakit. Karamah semacam ini dialami juga oleh Imamul Haramain Abul Ma’ali Al Juwaini. Dengan umur yang tidak panjang, beliau mampu mengarang beberapa buah kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk mengarang berpuluh-puluh kitab disebabkan kesibukan beliau dalam belajar dan mengajar serta berzikir.
Jenis karamah seperti ini diberikan juga kepada seorang wali yang mampu mengkhatamkan Al Quran sebanyak lapan kali dalam sehari. Imam Nawawi juga diberi Allah kemampuan untuk mengarang berpuluh-puluh kitab dalam waktu singkat. Sebenarnya umur beliau yang sedemikian itu tidak cukup untuk mengarang kitab sebanyak itu. Ditambah lagi dengan berbagai macam ibadah yang beliau lakukan setiap harinya. Karamah seperti ini diberikan juga kepada Imam Taqiuddin As Subki. Beliau mampu menulis berpuluh-puluh kitab. Sebenarnya umur yang sependek itu tidak akan cukup untuk menulis kitab sebanyak itu disebabkan beliau sangat sibuk memberi pengajaran, tekun beribadat, banyak membaca Al Quran dan berzikir. Sebenarnya jika kita hitung pekerjaan besar yang dikerjakannya dengan umurnya yang singkat, pasti tidak cukup untuk memenuhi sepertiganya, namun Allah memberinya barakah dalam umur, sehingga beliau dapat merampungkan segala tugas besar dipikulnya.
25. Terhindar Dari Terkena Racun
Jenis karamah seperti ini pernah terjadi pada seorang wali yang diancam oleh seorang raja zalim. Raja zalim itu berkata: “Tunjukkanlah padaku bukti kebenaranmu, jika tidak, aku akan hukum kamu”. Pada waktu itu si wali melihat dekatnya kotoran unta. Maka ia berkata: “Lihatlah itu”. Tiba-tiba kotoran unta itu jadi sebungkal emas. Kemudian ia melihat sebuah tempat air yang tidak ada airnya. Si wali itu melemparkan tempat air yang kosong itu ke udara. Ketika tempat air itu jatuh tiba-tiba telah berisi air penuh dan tempat air itu terjungkir. Namun air yang di
dalamnya tidak tertumpah setitik pun. Melihat kejadian tersebut raja itu hanya berkata: “Ini hanyalah perbuatan sihir belaka”. Kemudian raja memerintahkan untuk melemparkan si wali ke dalam api yang bernyala-nyala. Tidak lama si wali tersebut segera keluar dan menarik putera raja yang masih kecil ke tengah api yang sedang menyala. Melihat kejadian ini raja hampir jadi gila, kerana putera satu-satunya diseret ke tengah api yang sedang menyala. Setelah beberapa saat, si wali keluar bersama putera raja itu dari api, sedang ditangan kanan putera raja itu memegang buah apel dan dikirinya memegang buah delima. Raja bertanya pada puteranya: “Wahai puteraku, dari mana kamu tadi?” Jawab si putra: “Aku dapat dari sebuah kebun”.Mendengar keterangan putera raja itu para pembesar kerajaan hanya berkata: “Itu hanyalah suatu sihir belaka”. Kemudian raja berkata kepada si wali: “Jika kamu dapat minum racun ini, aku akan percaya padamu”. Setelah itu, si wali minum racun itu. Namun ia tidak mati hanya bajunya sahaja yang koyak. Kemudian ditambah lagi meminum racun. Setiap kali minum racun ia tetap hidup hanya bajunya saja yang koyak-koyak. Pada terakhir kali ketika ia diberi minuman racun lagi bajunya tidak koyak dan ia pun selamat.
Di antaranya pula ada yang dibukakan baginya alam ghaib di hadapan pandangan matanya, sehingga ia dapat melihat apa saja yang terselubung di sebalik dinding, bahkan ia dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh orang dirumahnya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah kasyaf. Misalnya jika seorang wali mendatangi rumah seorang yang telah berbuat zina atau mabuk atau mencuri atau berbuat maksiat, maka wali itu dapat mengetahuinya, seperti yang terjadi pada Syeikh Ibnu Arabi. Mukasyafah semacam ini dikhususkan bagi mereka yang hidup secara wara’. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui gerak geri orang, misalnya seorang wali bergerak hatinya ingin bertemu dengan gurunya, maka gurunya segera hadir di hadapannya.
Ada pula jenis karamah berupa didatangkannya sebuah pohon kepada seorang wali, kemudian wali itu menikmati buah dari pohon yang hadir di hadapannya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala jenis batu-batu mulia dan logam-logam mulia yang ada di perut bumi, meskipun demikian, seorang wali yang diberi karamah jenis ini tidak memperdulikan sedikit pun tentang harta kekayaan yang terpendam itu.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa ilmu yang dapat memahami segala ucapan benda-benda yang mati, sehingga seorang wali yang diberi karamah seperti ini, ia dapat mendengar ucapan tasbih benda-benda yang mati. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat mengetahui segala rahsia benda-benda yang hidup. Di antaranya pula ada yang diberi karamah segala macam ilmu pengetahuan, baik yang berupa ilmu-ilmu zahir mahupun ilmu-ilmu bathin. Seorang yang diberi karamah berupa ini, ia akan dapat memahami berbagai macam persoalan dunia dan akhirat. Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa tingkatantingkatan Al Quthbiyah. Di antaranya pula ada yang diberi karamah pengetahuan dan kasyaf, sehingga dapat membezakan mana-mana pendapat mazhab-mazhab yang benar.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melihat dan mendengar hal-hal yang ghaib, sehingga antara yang terang dan yang terselubung tidak ada beza baginya. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berbicara dengan makhluk alam malakut dan dapat mendengar guratanguratan pena di Lauh Mahfuz. Di antaranya pula ada yang diberi karamah tidak tersentuh makanan, minuman dan pakaian yang berasal dari hasil syubhat, apa lagi yang haram. Jenis karamah ini, biasanya si wali diberi tanda tertentu oleh Allah jika ada makanan, minuman dan pakaian dari hasil syubhat yang menyentuh dirinya. Di antara yang mendapat karamah macam ini adalah ibunya Abu Yazid Al Bustami. Setiap kali ia mendapat makanan atau minuman yang syubhat, maka tangannya berpeluh dan gementar, sehingga ia harus menjauhi makanan dan minumannya.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah berupa makanan atau minuman sedikit yang dihidangkan dapat menjadi banyak. Karamah ini pernah diberikan kepada Syeikh Abu Abdullah At Tawudi ketika ia menyuruh kawannya ke tukang jahit, maka ia mengeluarkan sepotong kain yang sempit dari balik bajunya, kemudian ia menyuruh kawannya untuk membawanya ke tukang jahit seraya berkata: “Dari kain yang sempit ini buatlah pakaian yang cukup untuk beberapa orang”. Nyatanya kain yang sedemikian sempit itu dapat mencukupi pakaian untuk beberapa orang.
Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat menjadikan air masin atau payau menjadi air tawar dan segar. Karamah seperti ini pernah diberikan kepada Syeikh Abdullah Ibnul Ustad Al Marwazi sahabat Syeikh Abu Madyan. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berjalan di atas udara seperti ketika ia berjalan di atas bumi. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat berkata-kata dengan makhluk alam arwah, sehingga ia dapat mengetahui keadaan mereka yang sudah wafat, walaupun telah wafat bertahuntahun. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melenyapkan dirinya dari alam wujud ke alam ghaib, sehingga ia dapat menghilang dari suatu majlis tanpa pengetahuan mereka yang hadir. Di antaranya pula ada yang diberi karamah dapat melangkahi bumi yang luas hanya dengan satu langkah atau hanya dengan sekejap mata, sehingga ia dapat solat Zuhur di Mekkah, kemudian solat Asar di tanah kelahirannya.
Inilah beberapa contoh karamah yang diberikan oleh Allah kepada para wali Allah untuk membuktikan kekuasaan Allah pada para makhluk Allah yang tidak percaya akan wujudnya karamah.
MENGAPAKAH KITA MESTI MENGENALI WALI ALLAH DAN KARAMAH MEREKA?
Di dalam Al-Quran, Allah s.w.t. berfirman :
‘Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.’
(Yusuf : 111)
Kandungan Al-Quran berkisar mengenai keseluruhan aspek kehidupan termasuk hukum, peradaban, perekonomian, kisah-kisah dan banyak lagi. Antara isi yang terkandung di dalam Al-Quran merupakan kisah-kisah kehidupan para Nabi-Nabi, kehidupan ummat-ummat terdahulu serta pengajaran-pengajaran yang terdapat didalam kisah mereka.
Apabila kita membahaskan tentang kewalian serta karamah mereka, tidak mungkin kita mengenepikan kepentingan kehidupan para Nabi dan Rasul serta Mukjizat-mukjizat mereka. Terkenanglah kita kepada kisah Nabi Musa serta tongkat dan cerita terbelahnya Sungai Nil. Tak lupa juga kita Allah s.w.t. menggambarkan dengan begitu nyata sekali penggambaran perbicaraan semut yang didengari oleh Nabi Sulaiman a.s. Kisah Nabi Khidhir dan cara beliau menuntun Nabi Musa menjadi iktibar kepada kita. Maka tentu sekali, selepas kisah-kisah mereka kita hayati, kita berkunjung pula kepada kisah-kisah manusia awam yang telah digambarkan Allah s.w.t. di dalam Al-Quran dengan kelebihan serta karomah mereka. Kisah Siti Mariam serta makanan yang dihidangkannya, kisah Ashabul Kahfi dan tidur mereka yang lama dan banyaklah kisah yang lain. Maka jika Al-Quran telah mengisikan kisah-kisahnya dengan mereka, maka menjadi kewajiban kitalah mengenali orang-orang yang dicontohi Al-Quran sebagai mereka yang soleh yang dikasihi Allah s.w.t.
Maksud ini, membuktikan kepentingan mengenali para kekasih Allah serta keperibadian dan kelebihan mereka. Ajakan Nabi Muhammad s.a.w. kepada Saidina Umar dan Saidina Ali untuk mencari Uwais Al-Qarni menguatkan kepentingan mengenali mereka yang dekat dengan Allah. Imam Al-Ghazali, Hujjatul Islam sendiri, menggalakkan berteman dengan mereka yang dekat dengan Allah serta mengikuti peribadi mereka. Kehidupan para ulama termasyhur seperti Syekh Abdul Qadir Jailani, Imam As-Syafi’e dan lain-lain membuktikan kepada kita kepentingan mengenali orang-orang soleh serta karamah mereka yang merupakan pemberian murni dari Allah s.w.t. disebabkan kesolehan, keperibadian dan perjuangan mereka.
KESIMPULAN
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereika itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”
Terceduklah sudah sedikit dari khazanah Allah s.w.t. didalam kita membicarakan kehidupan para wali Allah serta karamah mereka. Mungkin kini, selepas ilmunya dapat kita ceduk, marilah kita bertafakkur, berusaha serta menghulurkan tangan kita kepada Allah s.w.t. supaya kita ini tergolong dalam golongan mereka yang mengenali wali-wali Allah dan mendapatkan inayah Allah mendekati diri kepada Allah s.w.t.
https://pondokhabib.wordpress.com/2011/11/01/mengenal-wali-wali-allah-dan-karomah-mereka/
Subscribe to:
Posts (Atom)